Siswa Indonesia meraih 5 medali emas, 21 perak, dan 42 perunggu dalam International Mathematic Contest (IMC) Union 2010 di Singapura. Siswa dari Cina mendominasi perolehan medali dengan merebut 44 emas, disusul Singapura 12 emas, Korea Selatan, Hongkong, dan Cina Taipeh dengan masing-masing 8, 7, dan 6 medali emas.
Lima siswa Indonesia peraih medali emas adalah Dhia Fairuz Shabrina (SD Muhammadiyah 4 Surabaya), Stanley Orlando (SD Santa Ursula), Nicolas Steven Husada (Univeral School), Fauzan Rafif Meinaldy (SD Al Azhar 17 Bintaro), dan Agasha Kareef Ratam (SDI Al Izhar Pondok Labu Jakarta).
Dhia mengaku tidak membayangkan sebelumnya bisa meraih medali emas. Dia menyatakan sempat tersentak saat namanya lebih awal disebut dari lima siswa Indonesia yang meraih medali emas. ''Saya tidak menyangka,'' ucapnya. Maklum, ini kali pertama ia mengikuti kontes matematika internasional.
Berbeda dengan Dhia, Fauzan menyatakan impiannya meraih medali emas telah terwujud. Sebelumnya, sudah dua kali ia memperoleh medali perunggu dalam kontes matematika internasional. Pertama di Filipina tahun 2009, kedua di Singapura tahun yang sama.
Pengumuman peraih medali disampaikan pada penutupan IMC 2010, Senin (9/8), dihadiri kurang lebih seribu peserta dari sembilan negara. Pelaksaan kontes berlangsung Ahad (8/8) di DPS School Internasional Singapura.
Dari sembilan negara peserta, Cina terbanyak mengirimkan siswanya, yakni 415 orang. Filipina mengirim 136 siswa, Indonesia 115, Malaysia 90, China Taipeh 70, Korea Selatan 61, Singapura 50, Hongkong 39, dan Tailand 23 orang.
Keikutsertaan siswa Indonesia dalam kontes ini atas prakarsa Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Bogor dengan dukungan PT Pertamina. Para siswa tersebut dijaring melalui seleksi di berbagai kota di Indonesia yang selanjutnya dibina di KPM. Mereka adalah siswa kelas IV sekolah dasar (SD) hingga siswa kelas VII (kelas 2 SMP).
Mengomentari hasil yang diraih siswa Indonesia dalam kontes ini, Ketua KPM Bogor, Ridwan Hasan Saputra menyatakan, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tingkat kesulitan soal tahun ini memang ditinggikan. Karena itu, kontes kali ini lebih bergengsi.
Selain itu, pelaksanaan IMC di Singapura kali ini hampir bersamaan dengan pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Medan, Sumatra Utara. Beberapa siswa yang semula diperkirakan bisa meraih medali IMC urung ke Singapura karena mengikuti OSN.
Ridwan menjelaskan, kontes matematika berbeda dengan olimpiade. Kontes matematika mengadu kemampuan siswa antarkelas. Siswa kelas 3 dan 4 SD mengadu kemampuan antar siswa di kelas yang sama dari semua negara peserta. Demikian pula dengan siswa kelas VII dan VIII berlomba untuk lomba kelas yang setara.
Seperti dituturkan sebelumnya, target utama mengirim siswa mengikuti kontes matamatika ini untuk memberikan pengalaman kepada anak-anak berlomba di ajang internasional, di samping memperluas wawasan. Menurut Ridwan, itu lebih penting daripada sekadar mengejar medali.
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/08/09/129165-siswa-sd-indonesia-raih-5-emas-kontes-matematika