Sabtu, Juni 30, 2007

Bugs on Vista, Windows Can't Install Most USB Device Driver

When trying to install a new device on USB port (like a USB flash disk, mouse, printer, video card, etc.), Windows Vista report that there is “no driver found for you device”, Even by manually selecting the driver from CD or other storage device, you will still get the “no driver found…” error. This is a bug on Windows Vista that Bill Gates, from the first release Windows Vista until this end of June 2007 have not give solution.

This is caused by a corrupted INFCACHE.1 file. This file is hidden, has restricted access, and can be found in “c:\windows\inf”. This file stores the location of drivers and their INF files. You need to delete this file to fix the problem.

To delete this file, you have to set the security permissions of it to allow "Full Control" for the User Group Administrators or full control for your account. Here’s the complete how-to:

  1. Open a Windows Explorer window (right click Start> Explore)
  2. In the address bar, type c:\windows\inf and press Enter
  3. Right click on the file INFCACHE.1
  4. Select Properties
  5. Click on the “Security” tab
  6. Click “Edit” to edit permissions
  7. Set to “Full Control” and click ok
  8. Move or delete the file “INFCACHE.1″
  9. Try to install the device again.

This can happen several times in a row, but repeat the steps needed to delete the file (“INFCACHE.1″) and try again. Eventually it will work.

Kamis, Juni 28, 2007

Fakta tentang Perubahan Iklim Dunia

  1. Pada tahun 2030 jumlah mobil di seluruh dunia akan bertambah sebanyak 50%
  2. Dunia mengkomsumsi 2 barel minyak dari setiap barel yang ditemukan
  3. Membutuhkan 125 tahun untuk menghasilkan 1 triliun barel minyak-dunia menghabiskan tiap triliunnya hanya dalam 30 tahun
  4. 20 tahun lagi dunia mengkomsumsi minyak 40% lebih banyak dari hari ini
  5. Selama 100 tahun terakhir suhu global bertambah panas rata-rata 0,6°C
  6. Diprediksikan suhu global pada tahun 2100 bertambah panas sebesar 5,8°C daripada tahun 1990. Keadaan ini membuat bumi semakin panas seperti 50 tahun tahun yang lalu
  7. Permukaan air laut naik tiga kali lipat daripada sebelumnya and akan terus meningkat
  8. Para ilmuwan memperkirakan permukaan air laut akan naik 19 inci di tahun 2100, meskipun hal itu bisa saja menjadi 37 inci.
  9. Sebagian besar suhu di Amerika Serikat telah meningkat sebesar 4°F
  10. Tak satupun dari 48 negara bagian di AS yang tidak mengalami peningkatan temperatur pada tahun 2002
  11. Sejak dimulai revolusi industri, karbondioksida (gas rumah kaca yang berhubungan dengan perubahan iklim) di atmosfer bertambah 31%.
  12. Penyakit seperti malaria diprediksikan tersebar ketika suhu dunia meningkat, dalam kaitan dengan penyebab penyakit malaria yang akan tersebar ke area yang lebih luas.
  13. Perhatian saat ini tertuju pada lembaran es di barat Antartika, karena jika roboh/mencair akan meningkatkan permukaan air laut sebanyak 16-20 kaki, walaupun kecil kemungkinan peristiwa tersebut terjadi sebelum tahun 2100.
  14. Disamping disebabkan oleh gunung meletus yang memancarkan karbondioksida (CO2), namun juga disebabkan oleh aktivitas manusia yang menambahkan 7 milliar ton karbondioksida ke dalam atmosfer tiap tahunnya.
  15. Penemuan energi baru sebagian besar berada di tempat yang sumber energi tersebut sulit untuk digali baik dari segi fisik, teknis, ekonomi, maupun aspek politik.
  16. Produksi minyak mengalami penurunan di 33 negara dari 44 negara penghasil minyak terbanyak. Namun permintaan energi mengalami peningkatan di negara-negara yang perekonomiannya sedang tumbuh dan berkembang.
  17. Gas dan minyak bumi yang tersedia saat ini mencukupi lebih dari setengah kebutuhan energi dunia. Sedangkan menurut badan energi internasional, pemakaian batubara (yang menghasilkan gas CO2) sebagai sumber energi utama di abad 21 akan terus berlanjut kecuali semuanya itu diganti
  18. Badan energi internasional memperkirakan bahwa diperlukan investasi sebesar 16 trilliun dollar dalam 3 dekade untuk memelihara dan memperluas sumber energi.
  19. Separuh dari kebutuhan minyak dunia terdapat hanya di lima Negara.
  20. Pertanian dan keanekaragaman hayati akan terkena dampak dari pemanasan global. 10 % dari seluruh jenis tanaman yang ada akan terancam musnah.
  21. Usaha mencari sumber energi alternative untuk kendaraan tidak hanya dilakukan perusahaan otomotif. Perusahaan pembuat kapal di Jerman berusaha mengembangkan kapal kargo yang digerakkan tenaga layang-layang raksasa berteknologi tinggi. Uji coba ini berhasil dilakukan pada 5 Desember 2006.
  22. Pada tahun 1995, daerah gletser atau salju abadi di Puncak Carstensz Papua telah berkurang sebanyak 70 persen dalam kurun waktu setengah abad. Salju abadi di pegunungan ini adalah satu-satunya yang terdapat di Indonesia yang beriklim tropis.
  23. Sebagian wilayah Amerika Serikat mengalami hari paling panas selama seratus tahun terakhir. Salah satu daerah yang mengalami panas menyengat itu adalah Los Angeles. Pada 7 Nopember 2006 suhu udara di wilayah itu mencapai 35 derajat celcius. Begitu panasnya, langit di Hollywood Barat terlihat membara saat matahari terbenam kemarin.

Daftar Museum di Jakarta

Ingin lebih mengenal sejarah dan budaya bangsa? Mungkin berkunjung ke museum-museum di Jakarta berikut ini dapat membantu keinginan anda tersebut.

1. Museum sejarah Jakarta, Jl. Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat
2. Museum Joang '45, Jl. Menteng Raya no. 31, Jakarta Pusat
3. Museum Wayang, Jl. Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Barat
4. Museum Seni Rupa dan Keramik, Jl. Pos Kota No. 2, Jakarta Barat
5. Museum Tekstil, Jl. KS Tubun No. 4, Jakarta Barat, Telepon & Faks : (021)5606613.
6. Museum Bahari, Jl. Pasar Ikan No. 1, Jakarta Utara.
7. Museum Taman Prasasti, Jl. Tanah Abang I, Jakarta pusat
8. Gedung M.H. Thamrin, Jl. Kenari II/15, Jakarta Pusat
9. Museum Sumpah Pemuda, Jl. Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat
10. Museum Kebangkitan Nasional, Jl. Abdurachman Saleh No. 26, Jakarta Pusat
11. Museum Nasional, Jl. Merdeka Barat No. 12, Jakarta Pusat
12. Monumen Nasional, Jl. Silang Monas, Jakarta Pusat
13. Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jl. Imam Bonjol No. 1, Jakarta Pusat
14. Museum ABRI "Satriamandala" , Jl. Jend. Gatot Subroto No. 14, Jakarta Selatan
15. Museum Waspada Purbawisesa, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 16, Jakarta Selatan
16. Museum Ahmad Yani "Sasmitaloka" , Jl. Lembang No. 58, Jakarta Pusat
17. Monumen Pancasila Sakti, Jl. Raya Pondok Gede Lubang Buaya, Jakarta Timur
18. Museum TNI AU "Dirgantara Mandala", Jl. Jend. Gatot Subroto No. 27, Jakarta Selatan
19. Museum TNI AL "Loka Jala Srana", Cilangkap, Jakarta Timur
20. Museum POLRI, Jl. Trunojoyo No. 1, Jakarta Selatan
21. Museum Keprajuritan Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah
22. Museum Perangko Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah
23. Museum Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah
24. Museum Asmat, Taman Mini Indonesia Indah
25. Museum Fauna Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah
26. Museum Olah Raga, Taman Mini Indonesia Indah
27. Museum Purnabhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah
28. Museum Minyak dan Gas Bumi, "Graha Widya Patra" Taman Mini Indonesia Indah
29. Museum Telekomunikasi, Taman Mini Indonesia Indah
30. Museum Istana Kepresidenan "Puri Bhakti Renatama", Jl. Veteran No. 16,Jakarta Pusat
31. Museum Manggala Wanabhakti, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan
32. Museum Adam Malik, Jl. Diponegoro No. 29, Jakarta Pusat
33. Museum Serangga, Taman Mini Indonesia Indah
34. Museum Pusaka, Taman Mini Indonesia Indah
35. Museum Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah
36. Bentara Budaya Jakarta, Jl. Palmerah Selatan No. 17, Jakarta Barat
37. Tosan Aji Jl. Kwitang, Jakarta Pusat
38. Pra Museum Onrust, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara

Minggu, Juni 24, 2007

Jakarta Libur 8 Agustus Saat Pilkada

Kepastian libur pada Rabu 8 Agustus 2007 saat pilkada berlangsung itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (15/6/2007).

"Tanggal 8 Agustus harus diliburkan supaya nanti masyarakat yang mempunyai hak pilih bisa menyampaikan hak pilihnya," ujarnya.

Bagi perusahaan yang tidak menuruti aturan libur tersebut, Sutiyoso menyatakan akan dikenai sanksi sesuai SK Gubernur.

Pasti ada sanksi. Namanya juga kalau instruksi saya, ya harus diikuti," cetusnya.



Kamis, Juni 21, 2007

Garuda Pancasila Sakti di Jl MH Thamrin ?

Sebuah gedung eks sebuah kantor pemerintah di jalan Thamrin, Jakarta, sedang dirobohkan total. Namun kontraktornya menyisakan satu sisi dinding depannya. Setelah diperhatikan ternyata masih tergantung ornamen burung "Garuda Pancasila".

Inikah salah satu bukti kesaktian Sang Garuda Pancasila ?

Atau sekedar ketidak sengajaan si pelaksana ?

Namun mungkin hal ini perlu menjadi perhatian dari sisi Jiwa Kebangsaan !

sumber gambar : http://www.wikimu.com


Team For Success

Seorang Bos Perusahaan besar mengeluh mengapa kinerja usahanya tidak maksimal,
padahal para karyawan perusahaan tersebut adalah orang-orang bertitel sarjana dan
hebat. Tentu para ahli manajemen punya segudang jawaban. Namun, barangkali yang
lebih menarik adalah cerita seorang praktisi di bawah ini :

Harry Artinian, mantan petinggi perusahaan Colgate-Palmolive Co, pernah bercerita
tentang seorang pengusaha yang bercita-cita membuat mobil idaman. Apa yang dilakukan-
nya? Ia mengawali cita-cita hebat ini dengan menyewa sebuah gudang dan memenuhinya
dengan 150 merek mobil terbaik. Ia lalu menyuruh para insinyurnya untuk mencari
bagian-bagian yang paling bagus dari setiap mobil-mobil terkemukan yang dibelinya tsb.

"Demikianlah, akhirnya para insinyur itu memilih mesian terbaik dari Mercedes, meng-
ambil handle pintu terbaik dari Volvo, mengambil sistem transmisi terbaik dari Toyota,
memakai steering-set yang paling handal dari Ford, mengadopsi piranti central-lock dari
BMW, mencomot teknologi ABS jempolan dari Nissan, demikian seterusnya. Setiap merek
mobil diambil bagian yang terbaik.

Akhirnya, tim insinyur tersebut berhasil membuat sebuah mobil "sempurna" yang terdiri
atas 15.000 spare-parts dari berbagai merek mobil.
Namun, apa yang terjadi ? Ternyata mobil idaman ini tak bisa berfungsi sebagaimana
mestinya. Pasalnya, antar bagian-bagiannya tidak bisa bekerja sama.

Agar terjadi sinergi serta kerja sama yang harmonis, setiap orang dalam sebuah unit
usaha haruslah berfungsi sebagai TEAM, bukan sekedar kumpulan individu yang pintar.

Sumber : Yustinus Sumantri Hp.,SJ

diterima melalu email dari anwar.fauzi@tso.astra.co.id

Wisata Malam di Kuburan Belanda

NightTrails at Museum
"Wisata Malam di Kuburan Belanda"

Museum Taman Prasasti
Sabtu, 30 Juni 2007. Pkl. 18.00-23.00 wib.

NARA SUMBER
Asep Kambali

HTM
Rp. 75.000,- (Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)

FASILITAS
Pin Unik Historia; Makan Malam (Nasi Ulam + Minum Bandrek sepuasnya); Air Mineral; Tour Guide; Nonton Film Tempo; Doeloe; Hands Out; Tiket Masuk Lokasi, Souvenir Unik.

TEMPAT:
Museum Taman Prasasti [Samping Kantor Walikotamadya Jak-Pus]
Jl. Tanah Abang I Jakarta Pusat

PESERTA
Umum Terbatas, hanya 75 orang!!! Buruan daftar....!! !

CARA PEMBAYARAN
Silahkan telpon terlebih dahulu untuk mendapatkan no. urut pembayaran, kemudian transfer ke no rekening di bawah, dengan menambahkan no. urut di belakangnya. kemudian telpon kembali/sms untuk konfirmasi bahwa anda sudah transfer.

Contoh: JP. Coen sudah telpon dan mendapatkan no urut pembayaran 9. Maka, yang harus dilakukan JP. Coen adalah mentransfer uang sejumlah Rp. 75.009 ke rekening dimaksud. Angka sebilan adalah no urut pendaftaran JP. Coen.

Silahkan Transfer melalui :
Acc. 697.0109.160 An. Asep Kambali
BCA Cab. Kartini Jakarta Pusat
Pembayaran di
TUTUP pada 28 Juni 2007, pkl. 21.00 wib.
Siapa Cepat Transfer, dialah fix sebagai peserta.

TIPS PERJALANAN
Karena acara 100% Walking Tour; Maka dipersilahkan untuk membawa obat-obatan/ cemilan/minuman pribadi secukupnya. Disarankan membawa kamera, handycam, recorder, dan handuk kecil. Gunakan pakaian casual, sandal/ sepatu kets.

Tidak Cocok untuk anak di bawah umur 8 tahun. Mohon berprilaku yang sopan dan tidak sombong ya. Juga yang paling penting adalah kita semestinya menghormati dan menghargai situs bersejarah

INFO DAN PENDAFTARAN
Rinie: 021. 7044.7220 / Udjo: 0818.0807.3636 [No SMS, Please]


KOMUNITAS HISTORIA
Phone: (021) 7044-7220, Mobile: 0818-0807-3636
kang_asepk@yahoo. com, komunitashistoria@ yahoogroups. co

http://kpsbi- historia. blogdrive. com

Rabu, Juni 20, 2007

Bogger, kini dalam bahasa Indonesia

Blogger, penyedia jasa weblog (blog) gratis yang paling terkenal itu (termasuk 109 High blogs juga memakai jasanya), kini telah menyediakan layanan dalam berbagai bahasa termasuk salah satunya bahasa Indonesia.

Dengan demikian penggunanya diberbagai negara, termasuk Indonesia dapat lebih mudah menggunakannya atau bahasa kerennya "user friendly". Mudah mudahan dengan disediakannya layanan dalam bahasa Indonesia ini juga turut meningkatkan keinginan dan kreatifitas masyarakat untuk gemar menulis khususnya dalam sebuah blog.

Minggu, Juni 17, 2007

Yahoo Mail Announces Unlimited Storage

Yahoo! is announcing that all Yahoo Mail users will have free unlimited email storage starting in May 2007. The current storage limit is 1 GB per account (2 GB for $20/year premium users). With this change, Yahoo leapfrogs Gmail (2.8 GB and growing) and Live.com Mail (2GB). Yahoo mail currently has 250 million global users, more than any other online service (Live.com has 228 million and Gmail has 51 million users). See this feature by feature comparison of the services for more information on TechCrunch.

Thinking about how the storage capacity of other popular technology products has changed. This is a quick snapshot:

1997: Yahoo! Mail launches with 4MB of storage

  • SanDisk introduces 2MB flash card for the Canon PowerShot.
  • Compaq announces “high capacity memory upgrades” in four capacities, including 16MB, 32MB, 64MB and 128MB capacities.
  • Caleb introduces the Ultra High Density floppy disk drive that stores up to 144MB on a single disk.
  • The first iPod is still a gleam in someone’s eye. It’s not introduced until 2001 and comes with 5GB of storage.

2004/2005: Yahoo! Mail upgrades in 2004 to 100MB of storage, followed by a jump to 1GB in 2005

  • Olympus upgrades to 1GB flash memory card.
  • HP announces 160GB storage upgrade for its Media Center PCs.
  • Corsair in 2005 announces a USB flash drive with 4GB of storage.
  • Apple announces the Fifth Generation iPod with 30GB capacity.

2007: Yahoo! Mail announces unlimited email storage

  • SanDisk launches 8GB flash card for photo storage.
  • Alienware introduces a desktop computer with 1 terabyte of storage.
  • Apple currently ships the newest 80GB iPod, launched in 2006 and holds up to 100 hours of video.

Sabtu, Juni 16, 2007

Kla Project - Yogyakarta



D Bm
Pulang ke kotamu

F#m G D Bm F#m G A
Ada setangkup haru dalam rindu

D Bm
Masih seperti

F#m G D Bm
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh

F#m G
selaksa makna

A G D
Terhanyut aku akan nostalgia

Bm A
Saat kita sering Iuangkan waktu

F#m G A D Bm
Nikmati bersama suasana Jogja

F#m G D Bm F#m G
Di persirnpangan langkahku terhenti

D Bm
Ramai kaki lima

F#m D
Menjajakan sajian khas berselera

Bm F#m G
Orang duduk bersila

(*)

A G D
Musisi jalanan mulai beraksi

Bm A
Seiring laraku kehilanganmu

F#m
Merintih sendiri

G
Ditelan deru kotamu

Reff

D Bm F#m G
Walau kini kau t'lah tiada tak kembali

D Bm F#m
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi

D Bm F#m
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi

D Bm F#m G
Bila hati mulai sepi tanpa terobati

Int: D Bm F#m G (4x)

Kembali ke: Reff




Blog Koleksi lirik lagu-lagu Indonesia Populer, kunjungi Lyric Crawler

Buktikan Seberapa Pantas Kamu Bisa Jadi Komikus Tangguh?!

S A Y E M B A R A

Terbuka untuk seluruh warga Negara indonesia, usia 15 tahun keatas, peserta tidak di pungut bayaran dan boleh mengirim lebih dari 1 karya komik dibuat berdasarkan salah satu cerita dalam lagu-lagu Sheila on 7 yang di lombakan.

Batas pengiriman karya 5 juli 2007 (cap pos).
Alamat Pengiriman:
Panitia KONDE!
Jl. Mampang prapatan XVI no. 28 Jakarta Selatan 12760

Sertakan tulisan di sudut kanan atas amplop: "KONDE:SO7 songscomfest"

Pengumuman Pemenang
Majalah WIZARD indonesia dan ANIME insider edisi Agustus 2007

Info Selanjutnya hubungi : info@kondefest.org
---- S E L A M A T B E R L O M B A ---

Nihon Bunka No Hi

NIHON BUNKA NO HI
(Festival Kebudayaan Jepang)

STBA LIA 2007

Jumat – Sabtu, 29 – 30 Juni 2007
10.00 WIB – selesai
Di Kampus STBA LIA
Jl. Pengadegan Timur Raya no. 3
Pancoran, Jakarta Selatan

Tema:
Shunkashuutou No Matsuri (Festival 4 musim)

Menampilkan:
Band Shuriken, Eureka, Onizuka
Demo kebudayaan Jepang Cha No Yu, Taiko, Musik Tradisional Jepang
Tarian Jan Kempyong, Yosakoi Soran, Minimoni Matsuken Samba
Demo ketrampilan Washi, Igo, Shodo
Demo aksi beladiri Aikido, Jujitsu, Kenjutsu, Ninjitsu
Obaku Shitsu (rumah hantu)
Lomba Cosplay
Stand Bazaar
Aneka games berhadiah

Puncak acara:
Bon Odori dan Hanabi (Kembang Api)

Informasi:
Reni (acara) : 0856 97 248 250
Dwi (stand) : 0856 84 6464 7

AJANG DEMO-KRA-SI

CIVED mempersembahkan:

AJANG DEMO-KRA-SI

Ajang demo kreasi seni yang terdiri atas kompetisi modern dance dan launching website CIVED (Civil Engagement in Democratic Governance)

Peserta Modern Dance Competition:

- Kelompok modern dance SMA se-Jabodetabek
- Anggota kelompok antara 3-5 orang

Venue:

- Babak Kualifikasi: 23 Juni 2007 di SMU Lab School Kebayoran (pukul 13.00 WIB – selesai)
- Babak Final: 1 Juli 2007 di GMSB – Pasar Festival, Kuningan (pukul 10.00 WIB – selesai)

Hadiah:

Juara 1: Piala + Uang tunai Rp. 5.000.000,-
Juara 2: Piala + Uang tunai Rp. 3.000.000,-
Juara 3: Piala + Uang tunai Rp. 2.000.000,-

Pendaftaran modern dance competition dibuka 18 – 20 Juni 2007. Pendaftaran bisa dilakukan di:

Sandra Buanasari (0815 9252 869)
Ajeng Nareswari (0812 1025 148)

Gedung Ravindo 12th Floor

Jl. Kebon Sirih Kav 75
Jakarta Pusat 10340

Telp: (021) 3910 116

Fax: (021) 3983 1742

Jumat, Juni 15, 2007

IKUTI PROGRAM BEASISWA UNGGULAN 2007

Setelah berhasil meraih Akreditasi A, Program studi S-1 Bahasa Jepang di STBA LIA JAKARTA kini membuka kesempatan bagi lulusan2 terbaik/berprestasi untuk dapat mengenyam pendidikan GRATIS selama kuliah (ditanggung DEPDIKNAS) melalui PROGRAM BEASISWA UNGGULAN (Double Degree: 3 tahun belajar di STBA LIA dan 1 tahun belajar di Jepang)

KETENTUAN PENERIMA BEASISWA :
  1. Lulusan Terbaik (dari SMK/MA/SMK/PONPES yang direkomendasikan oleh Pemda,LSM dan industri)
  2. Pemenang Lomba IPTEK/Karya Ilmiah Remaja Tingkat Nasional dan
  3. Internasional
  4. Pemenang LKS (Lomba Kompetensi Siswa) tingkat Nasional & Internasional
  5. Pemenang Lomba Olimpiade Tingkat Nasional & Internasional
  6. Pemenang Lomba Bidang Olahraga/Seni/Sastra/Sains tingkat Nasional & Internasional


Staf Pemda Dan Staf Diknas dari unit-unit utama serta jajarannya.

WAKTU PENDAFTARAN;
- 25 Mei- 26 Juni 2007
- 27 Juni - 19 Juli 2007
- 20 Juli - 23 Agustus 2007

INFORMASI & PENDAFTARAN

1. SEKRETARIAT PROGRAM BEASISWA UNGGULAN
DEPDIKNAS BIRO PERENCANAAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI
Jl. Jend. Sudirman, Gedung C, Lantai VI
Telp: (021) 5785 2458
Fax : (021) 573 8181
Website : http://www.beasiswaunggulan.depdiknas.org

2. STBA LIA JAKARTA
Jl. Pengadegan Timur Raya, No. 3
Pancoran - Jakarta Selatan 12770
Telp: (021) 7918-1051 ext. 129
Fax : (021) 7919-0421
Telepon Bebas Pulsa : 0 800 1 4030 27

Rabu, Juni 13, 2007

Marching Bands Personnel and Instrumentation

The size and composition of a marching band can vary greatly. Many bands have fewer than twenty members. Some have over 500. The Allen High School marching band, known as the Allen Escadrille, has nearly 600 members and is believed to be the largest in the world.A marching band is typically led by one or more drum majors, who are called field commanders in some ensembles.

They are also led by other student leaders that can include field lieutenants, and captains of other sections like brass, drumline, and woodwinds. The drum major often conducts the band, sometimes using a large baton or mace. In many school bands, the drum major is the student leader of the band, followed by students within the band that lead a section, squad, letter, row, etc. Bands may also be led by a more traditional conductor, especially during field shows, where a stationary conductor on a ladder or platform may be visible throughout the performance. Usually clapping or a whistle is used to issue commands.

American marching bands vary considerably in their exact instrumentation. Some bands omit some or all woodwinds, but it is not uncommon to see piccolos, flutes, clarinets, alto saxophones, and tenor saxophones. Bass clarinets, alto clarinets and baritone saxophones, bassoons and oboes are less common. Brass sections usually include trumpets or cornets, mellophones (instead of horns), B♭ tenor trombones, euphoniums or baritones, and sousaphones or tubas (often configured so that they can be carried over the shoulder with the bell facing forward). E♭ soprano cornets are sometimes used to supplement or replace the high woodwinds. Some especially large bands will use flugelhorns to cover the lower trumpet parts. Alto horns can also be used in place of the mellophone, although this is rare. Bass trombones are also sometimes used, especially in large bands.

Marching percussion (often referred to as the drumline or back battery) typically includes snare drums, tenor drums, bass drums, and cymbals. The glockenspiel, or "marching xylophone", is used by some ensembles. All of these instruments have been adapted for mobile, outdoor use.

For bands that include a front ensemble (also known as the "pit"), stationary instrumentation may include orchestral percussion such as timpani, wood blocks, marimbas, xylophones, vibraphones, chimes, as well as a multitude of auxiliary percussion equipment. Until the advent of the pit in the early 1980s, many of these instruments were actually carried on the field by marching percussionists. Some bands also include instruments such as synthesizers, electric guitars, and bass guitar. If double-reed or string instruments are used, they are usually placed here, but even this usage is very rare due to their relative fragility.

Instrumentation varies widely from band to band, so no generalization is completely correct. There are bands where members play string instruments, or bang on brake drums, empty propane tanks, and trashcans with drumsticks.

Large bands also require a number of support staff who can move equipment, repair instruments and uniforms, and manipulate props used in performances. In high school bands, these activities are usually performed by volunteers, typically parents of band members or the band members of the lower grades.

Marching bands history

Marching bands evolved out of military bands. As musicians became less and less important in directing the movement of troops on the battlefield, the bands moved into increasingly ceremonial roles. An intermediate stage which provided some of the instrumentation and music for marching bands was the modern brass band, which also evolved out of the military tradition.

Many military traditions survive in modern marching band. Bands that march in formation will often be ordered to "dress" their "ranks" and "cover down" their "files". They may be called to "attention", and given orders like "about face" and "forward march". Uniforms of many marching bands still resemble military uniforms.

Outside of police and military organizations, modern marching band is most commonly associated with American football, and specifically the halftime show. Many U.S. universities had bands before the twentieth century. The first modern halftime show by a marching band at a football game was by the University of Illinois Marching Illini in 1907 at a game against the University of Chicago.

Another innovation that appeared at roughly the same time as the field show and marching in formations was the fight song. University fight songs are often closely associated with the university’s band. Many of the more recognizable and popular fight songs are widely utilized by high schools across the country. Three university fight songs commonly used by high schools are The University of Michigan’s “The Victors”, Notre Dame’s “Victory March”, and the United States Naval Academy’s “Anchors Aweigh”

Other changes in marching band have been:

* adoption of the tradition by secondary schools (high schools, junior high schools, and middle schools)

* the addition of a dance team, and/or baton twirlers/majorettes

* the addition of color guard members

Bands of America Award Ceremony at the Superregional Competition in St. Louis, MO, October, 2005 Bands of America Award Ceremony at the Superregional Competition in St. Louis, MO, October, 2005

Since the inception of Drum Corps International in the 1970s, many marching bands that perform field shows have adopted changes to the activity that parallel developments with modern drum and bugle corps. These bands are said to be corps-style bands. Changes adopted from drum corps include:

* marching style: instead of a traditional high step, drum corps tend to march with a fluid roll step to keep musicians' torsos completely still (see below)

* the adaptation of the flag, rifle, and sabre units into "auxiliaries", who march with the band and provide visual flair by spinning and tossing flags or mock weapons and using dance in the performance

* moving marching timpani and keyboard percussion into a stationary sideline percussion section (pit), which has since incorporated many different types of percussion instruments

* the addition of vocalists and/or electric instruments (marching bands have as a general rule adopted these aspects before drum corps, for instance the Drum Corps International circuit has only allowed electronic amplification since 2004 and has yet to permit electronic instruments without penalties)

* marching band competitions are judged using criteria similar to the criteria used in drum corps competitions, with emphasis on individual aspects of the band (captions for music performance, visual performance, percussion, guard (auxiliary), and general effect are standard).

Marching Band

Marching Band A marching band is a group of instrumental musicians who generally perform outdoors, and who incorporate movement – usually some type of marching – with their musical performance. Instrumentation typically includes brass, woodwinds, and percussion instruments and the music usually incorporates a strong rhythmic component suitable for marching. In addition to traditional parade performances, many bands also perform field shows at special events (such as football games) or at marching band competitions.

Marching bands are generally categorized by function and by the style of field show (if any) they perform. Increasingly, Marching Bands are performing indoor concerts, in addition to any "Pep Band" duties, that implement many of the songs, traditions, and flair from outside performances.

Gita Teladan Drum & Brass Corps 25th Anniversary

GITA TELADAN ALUMNI ASSOCIATION Presents MARCHING BAND IN CONCERTS

Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki
Sabtu, 30 Juni 2007
Pukul 19:00 pm

Menghadirkan:
Didit Maruto, Susanto "Sonyol" Hadi, Elfa's Brass Band,
Jakarta Marching Band's Community, Brass n Percussion Ensemble,
Gita Teladan Drum & Brass Corps, Korp Puteri Tarakanita,
Puteri Santa Ursula Marching Brass, Madah Bahana UI n Garuda Flight Drum & Bugle Corps.

Contact Person : Desy 021-92690883

Selasa, Juni 12, 2007

Undangan DonorDarah


Sabtu, 16 Juni 2007
mulai jam 9:00 pagi hingga selesai
di bengkel Hangtuah
Jl RS Fatmawati 33.H, Jakarta Selatan
t. 021.7695470 & 021.7660323
f. 021.7512193

setetes darah Anda,
sangat bermanfaat bagi yang membutuhkan

Mohon bantuannya: untuk menyampaikan undangan ini kepada para sanak saudara, handai taulan, rekan sekerja dan teman sejawat Anda. Terimakasih banyak sebelumnya.

Senin, Juni 11, 2007

Planet

A planet, as defined by the International Astronomical Union (IAU), is a celestial body orbiting a star or stellar remnant that is massive enough to be rounded by its own gravity, not massive enough to cause thermonuclear fusion in its core, and has cleared its neighbouring region of planetesimals.

After stars and stellar remnants, planets are some of the most massive objects known to man. They play an important part in the structure of planetary systems, and are also considered, along with large moons, the most feasible environment for life. Thus planetary science is essential not only to comprehend the structure of the universe, but also to better understand the development of life, and to aid the search for extraterrestrial intelligence. Additionally, the planets visible from Earth have played a vital role in the shaping of human culture, religion and philosophy in numerous civilisations. Even today, many people continue to believe the movement of the planets affects their lives, although such a causation is rejected by the scientific community.

In the absence of a formal scientific definition of "planet", the number of objects described as such has varied throughout history. This changed in 2006, when the IAU officially adopted a resolution defining planets within the Solar System. This definition has been both praised and criticised, and remains disputed by some scientists.

Under IAU definitions, there are eight planets in the Solar System (Mercury, Venus, Earth, Mars, Jupiter, Saturn, Uranus, and Neptune) and also at least three dwarf planets (Ceres, Pluto, and Eris). Many of these planets are orbited by one or more moons, which can be larger than small planets. There have also been more than two hundred planets discovered orbiting other stars. Planets are generally divided into two main types: large, low-density gas giants and smaller, rocky terrestrials. Dwarf planets, a separate category, can either be terrestrials or frozen ice dwarfs.

Sabtu, Juni 09, 2007

Canon School of Photography

Syarat - syarat Pendaftaran

  1. Menggunakan Camera SLR (digital/Analog) dan memiliki Tripod
  2. Menyerahkan Pas Foto warna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar
  3. Melunasi biaya pendidikan berupa :

- Biaya Pendaftaran Rp. 200.000,-
- Biaya Pengajaran Rp. 1.900.000,-
Total seluruh biaya pendidikan Rp. 2.100.000,-

Biaya tersebut belum termasuk biaya praktek ( Film, Cuci cetak, Hunting, Transportasi dll. )

Pendidikan diselenggarakan setiap bulan.
Lama pendidikan 2(dua) minggu dalam tiap bulannya, yang terdiri dari :

  1. Teori , 6 kali pertemuan di dalam kelas @4.5 jam.
    Jadwal teori Senin, Rabu, dan Kamis mulai pukul 17.30 s/d 22.00
  2. Praktek di luar kelas
    - Minggu Pertama : Jum’at (pukul 15.00 s/d 20.00)
    Sabtu (pukul 09.00 s/d 14.00)
    Minggu (pukul 07.00 s/d 10.00)
    - Minggu Kedua : Jum’at (pukul 15.00 s/d selesai)
    Sabtu (pukul 10.00 s/d selesai)

Materi yang diajarkan.

  1. Pengenalan Dasar Photography : Pengenalan Film, Lensa, sampai penguasaan Kamera (Digital/Analog).
  2. Artistik Fotografi, seperti : Komposisi, Exposure, Arahan Sinar, dan Lighting.
  3. Teknik Pemotretan baik yang dilakukan di dalam maupun di luar ruangan dan teknik pemotretan Window Lighting.
  4. Night fotografi, Portraiture, Table Top, Panning, Zooming, Landscape, High Speed, Slow Speed, Fun with light, Interior, Eksterior, dll.
  5. Estetika Fotografi, yaitu : Bagaimana memotret yang baik dan benar, yang mengandung estetika.
  6. Pengenalan jenis-jenis Filter & penggunaanya.

Instructor Kumara Prasetya, seorang Pendidik Fotografi Professional.
Dengan menggunakan metode pengajaran yang tepat dan up to date.

Mendidik anda menjadi seorang Fotografer yang handal & siap pakai.
Anda membuktikannya.

Kelas diselenggarakan setiap bulan.

Juni : 4 Juni - 16 Juni 2007
July : 2 Juli - 14 Juli 2007
Formulir pendaftaran dapat anda download
disini .
Sukses Anda Berawal dari Sini & Profesi Menanti Anda


Kamis, Juni 07, 2007

Blog... Book... Movie... (perjalanan KambingJantan )

Pernyataan "luar biasa...." seperti layak untuk diberikan untuk si "Kambing" dari Indonesia yang pernah numpang hidup di Adelaide, Australia ini. Si "Kambing" alias Raditya Dika.

Bagaimamana tidak blognya "KambingJantan" yang di tulisnya pada tahun 2002 - 2004, telah mendapatkan Best Indonesian Blog Award Tahun 2003, yang diselenggarakan oleh Flyingchair.net. Selanjutnya pada Tahun 2005 "Kambingjantan" di-buku-kan dan laris manis bagaikan kacang goreng, cuma dalam dua tahun, di tahun 2007 buku tersebut telah mencapai Cetakan keempatbelas.

Lebih hebat lagi...! Kini buku Kambingjantan (Gagasmedia, 2005) dan Cinta Brontosaurus (Gagasmedia, 2006) yang ditulis oleh si Kambing akan dipadukan dalam sebuah film layar lebar melalui, Production housenya adalah Angkasa Buana Production bekerjasama dengan Vito Production.

Disebutkan dalam Raditya dika Official weB, Pihak yang terlibat dalam pembuatan tersebut antara lain:
  • Produser: Mas Oie dan Mbak Tyas (NagabonarJadi 2)
  • Concept Development: Salman Aristo (Jomblo, Cinta Silver, Catatan Akhir Sekolah, dll)
  • Treatment & Script: Raditya Dika, Mouly Surya (Mirror, D’Bijis)

Semoga saja, dengan karya ini semakin meningkatkan semangat orang "Indonesia gemar menulis" khususnya dalam dunia blog.


Selasa, Juni 05, 2007

Slip Biru

Sering dapet forward ttg slip biru, topik yang saat ini lagi marak beredar berbagai di milis, forum dan blog-blog lokal. Kalo blom tau ("kesian deh") coba klik salah satu link berikut :

Drive Save, Drive Carefully & Cheers
Priiiitttt.... J I G O
Ditilang; minta slip biru ?
Minta Slip Biru Saat Ditilang

Ada juga pengalaman yang beredar, kata Polisi Slip biru udah gak ada : Legenda Slip Biru

Berikut ada tanggapan bijak dari alumni SMAN 109 Jakarta, yang ada baiknya kita cermati bersama.

From: tri tjahyono
Date: Jun 5, 2007 3:43 AM
Subject: Re: [Gardu-109] Punya pengalaman buruk ma Polisi, minta aja slip biru.
To: 109high@yahoogroups.com

Ceritanya bagus Den.... tapi aku sih lebih mau mensosialisasikan budaya hukum dan budaya mengaku bersalah... dalam konteks di jalan raya dan ada peraturan yang mengatur, ya sebaiknya kita mematuhi segala peraturan dengan mempelajari berbagai peraturan tersebut. Banyak cerita tentang Polantas di berbagai milis, memang tidak menutup mata kalo ada "oknum" seperti itu. Tapi ingat, citra yang kita buatlah yang terkadang membuka hal-hal yang melanggar hukum, seperti merasa bangga kalo bisa "nyogok" Polantas dengan 20 ribu.. nah, ada cerita teman bangga bisa mengecoh Polantas dengan uang 50 ribu palsu, habis dapat dari kembalian karcis tol, uang 50 ribu palsu kan bingung mau diapain, ya kebetulan kena tilang, dan sambil dilecek-lecek dalam genggaman di sogok aja ke Polantas, dan sang Polantas tidak melihat uang itu palsu atau tidak? kena kecoh dia... ya prihatin kok Polisi tidak tahu 3D, diraba, dilihat, dan diterawang dulu....heheheh ...btw. ayo apa itu tindakan yang "benar" ?
Nah, lebih baik ya kalo di jalan kita melanggar lalin, hal pertama adalah akui kesalahan (bila kita menyadarinya....) itu point tinggi bagi petugas, makanya SOP mereka menegur pengguna jalan adalah Menanyakan Kesalahannya ....
Prosedur hukum tidak mempersulit orang, tapi membuat efek jera.... masak hobinya mau ditilang terus oleh Polantas.... malu dong sudah pake mobil/ motor keren tapi kelakuan tidak tertib.....
Konsekuensi harus membayar tilang, ya harus diikuti dan betul tidak mahal deh... dibanding "damai" di jalan..... ya
Kalau memang "apes" ya kan nggak apa2 jalan-jalan ke Polsek/ Polres/ Polda terus ke Pengadilan, kapan lagi bisa "jalan-jalan" ke situ kalau tidak bertugas disitu, bahkan banyak fenomena lain lho yang bisa dilihat....
Ok, tanpa membuat Tips dan Trik menghindari Tilang, Ayo Budayakan Tertib Berlalu Lintas, sudah "jengah" aku melihat para pengendara/ pengguna jalan yang tidak tahu budaya berlalu lintas, padahal waktu memperoleh SIM harus tahu peraturan dulu.. ya maklum SIM-nya juga diperoleh dengan cara tidak baik. ya jadi ya gitu deh.....
BTW, omong-omong di negeri seberang sana Den, apa ada kasus seperti di Indonesia (jakarta) ...???????
Tri Tjahyono'95

Minggu, Juni 03, 2007

Belok Kanan : Barcelona = Belok Kiri "Kambing Jantan"

Berawal di Sabtu pagi 2 Juni 2007. Gw nonton O Channel yang lagi nyiarin PAGI Jakarta.

Acara itu lagi ngebahas buku barunya Aditya Mulya dkk yang berjudul Belok Kanan : Barcelona. Gak tau kenapa gw jadi kepengen beli tuh buku, dan jalanlah g ke toko Gramedia di Margonda Depok.

Sampe di sana (Gramed), keliling keliling, bukan bukunya Aditya Mulya eh malah nemuin KambingJantan [1] [2]-nya "Raditya Dika" (kok ada kambingn ya! di toko buku!). Sebener, karena gw emang rade pikun, gw pikir penulis KambingJantan adalah orang yg sama dengan buku Belok Kanan : Barcelona. Sama2 ada "ditya"-nya.

Sekilas gw baca, kayaknya KambingJantan bisa menghibur kesendirian g. Dan g beli-deh.
Sekarang (saat gw nulis ini) gw lagi d wartel eh.. warnet coba browsing... and baru sadar kalo Aditya Mulya bukan Raditya Dika, tapi gw ga nyesel!

Ga seneng bisa dapet buku yang bisa menghibur hati, walaupun gw dapet cetakan ke-empatbelas boo!!!

Raditya "Kambing Jantan" Dika

Yth Raditya "Kambing Jantan" Dika,

Sorry nih blom bisa pasang link nya di halaman utama.
Coz begitu g save templatenya g malah ditampilin ginian

========================================================
We're sorry, but we were unable to complete your request.

When reporting this error to Blogger Support or on the Blogger Help Group, please:
Describe what you were doing when you got this error.
Provide the following error code and additional information.

bX-r1buvw

Additional information
blogID: 28375254
host: www.blogger.com
uri: /template-edit.do

This information will help us to track down your specific problem and fix it! We apologize for the inconvenience.
========================================================

Tar kalo blogger udah nge-fix masalah ini g bakal bikin link di halam utama
Percaya deh!

Tks.
CIX-ers

Sabtu, Juni 02, 2007

Lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945

Pidato tak tertulis Soekarno di depan Dokuritu Zyunbi Tyoosakai pada tanggal 1 Juni 1945 ketika sidang membicarakan "Dasar (Beginsel) Negara kita". Sumber: http://www.munindo.brd.de.

Keterangan dari situs sumber: "Disalin dari buku LAHIRNYA PANCASILA, Penerbit Guntur, Jogjakarta, Cetakan kedua, 1949 Publikasi 28/1997 LABORATORIUM STUDI SOSIAL POLITIK INDONESIA"

Perhatian: [[Subbagian]] dibuat hanya untuk memperjelas bagian pidato!

[[Pendahuluan]]

Paduka tuan Ketua yang mulia!

Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritu Zyunbi Tyoosakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pula pendapat saya.

Saya akan menetapi permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia. Apakah permintaan Paduka tuan ketua yang mullia? Paduka tuan Ketua yang mulia minta kepada sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saya kemukakan di dalam pidato saya ini.

Ma'af, beribu ma'af! Banyak anggota telah berpidato, dan dalam pidato mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenarnya bukan permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia, yaitu bukan dasarnya Indonesia Merdeka. Menurut anggapan saya, yang diminta oleh Paduka tuan ketua yang mulia ialah, dalam bahasa Belanda: "Philosofische grondslag" dari pada Indonesia merdeka. Philosofische grondslag itulah pundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Hal ini nanti akan saya kemukakan, Paduka tuan Ketua yang mulia, tetapi lebih dahulu izinkanlah saya membicarakan, memberi tahukan kepada tuan-tuan sekalian, apakah yang saya artikan dengan perkataan "merdeka". Merdeka buat saya ialah: "political independence", politieke onafhankelijkheid. Apakah yang dinamakan politieke onafhankelijkheid?

Tuan-tuan sekalian! Dengan terus-terang saja saya berkata:

Tatkala Dokuritu Zyunbi Tyoosakai akan bersidang, maka saya, di dalam hati saya banyak khawatir, kalau-kalau banyak anggota yang - saya katakan didalam bahasa asing, ma'afkan perkataan ini - "zwaarwichtig" akan perkara yang kecil-kecil. "Zwaarwichtig" sampai -kata orang Jawa- "njelimet". Jikalau sudah membicarakan hal yang kecil-kecil sampai njelimet, barulah mereka berani menyatakan kemerdekaan.

Tuan-tuan yang terhormat! Lihatlah di dalam sejarah dunia, lihatlah kepada perjalanan dunia itu. Banyak sekali negara-negara yang merdeka, tetapi bandingkanlah kemerdekaan negara-negara itu satu sama lain! Samakah isinya, samakah derajatnya negara-negara yang merdeka itu? Jermania merdeka, Saudi Arabia merdeka, Iran merdeka, Tiongkok merdeka, Nippon merdeka, Amerika merdeka, Inggris merdeka, Rusia merdeka, Mesir merdeka. Namanya semuanya merdeka, tetapi bandingkanlah isinya!

Alangkah berbedanya isi itu! Jikalau kita berkata: Sebelum Negara merdeka, maka harus lebih dahulu ini selesai, itu selesai, itu selesai, sampai njelimet!, maka saya bertanya kepada tuan-tuan sekalian kenapa Saudi Arabia merdeka, padahal 80% dari rakyatnya terdiri kaum Badui, yang sama sekali tidak mengerti hal ini atau itu. Bacalah buku Armstrong yang menceriterakan tentang Ibn Saud! Disitu ternyata, bahwa tatkala Ibn Saud mendirikan pemerintahan Saudi Arabia, rakyat Arabia sebagian besar belum mengetahui bahwa otomobil perlu minum bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan gandum oleh orang-orang Badui di Saudi Arabia itu!! Toch Saudi Arabia merdeka! Lihatlah pula - jikalau tuan-tuan kehendaki contoh yang lebih hebat - Soviet Rusia! Pada masa Lenin mendirikan Negara Soviet, adakah rakyat soviet sudah cerdas? Seratus lima puluh milyun rakyat Rusia, adalah rakyat Musyik yang lebih dari pada 80% tidak dapat membaca dan menulis; bahkan dari buku-buku yang terkenal dari Leo Tolstoi dan Fulop Miller, tuan-tuan mengetahui betapa keadaan rakyat Soviet Rusia pada waktu Lenin mendirikan negara Soviet itu. Dan kita sekarang disini mau mendirikan negara Indonesia merdeka. Terlalu banyak macam-macam soal kita kemukakan! Maaf, P. T. Zimukyokutyoo! Berdirilah saya punya bulu, kalau saya membaca tuan punya surat, yang minta kepada kita supaya dirancangkan sampai njelimet hal ini dan itu dahulu semuanya!

Kalau benar semua hal ini harus diselesaikan lebih dulu, sampai njelimet, maka saya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, tuan tidak akan mesngalami Indonesia merdeka, kita semuanya tidak akan mengalami Indonesia merdeka, - sampai dilobang kubur!

(Tepuk tangan riuh).

Saudara-saudara! Apakah yang dinamakan merdeka? Di dalam tahun '33 saya telah menulis satu risalah, Risalah yang bernama "Mencapai Indonesia Merdeka". Maka di dalam risalah tahun '33 itu, telah saya katakan, bahwa kemerdekaan, politieke onafhankelijkheid, political independence, tak lain dan tak bukan, ialah satu jembatan emas. Saya katakan di dalam kitab itu, bahwa diseberangnya jembatan itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat.

Ibn Saud mengadakan satu negara di dalam satu malam, - in one night only! -, kata Armstrong di dalam kitabnya. Ibn Saud mendirikan Saudi Arabia merdeka di satu malam sesudah ia masuk kota Riad dengan 6 orang! Sesudah "jembatan" itu diletakkan oleh Ibn saud, maka diseberang jembatan, artinya kemudian dari pada itu, Ibn Saud barulah memperbaiki masyarakat Saudi arabia. Orang tidak dapat membaca diwajibkan belajar membaca, orang yang tadinya bergelandangan sebagai nomade yaitu orang badui, diberi pelajaran oleh Ibn Saud jangan bergelandangan, dikasih tempat untuk bercocok-tanam. Nomade dirubah oleh Ibn Saud menjadi kaum tani, - semuanya diseberang jembatan.

Adakah Lenin ketika dia mendirikan negara Soviet-Rusia Merdeka, telah mempunyai Djnepprprostoff, dam yang maha besar di sungai Dnepr? Apa ia telah mempunyai radio-station, yang menyundul keangkasa? Apa ia telah mempunyai kereta-kereta api cukup, untuk meliputi seluruh negara Rusia?

Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet Rusia merdeka telah dapat membaca dan menulis? Tidak, tuan-tuan yang terhormat! Di seberang jembatan emas yang diadakan oleh Lenin itulah, Lenin baru mengadakan radio- station, baru mengadakan sekolahan, baru mengadakan Creche, baru mengadakan Djnepprostoff! Maka oleh karena itu saya minta kepada tuan-tuan sekalian, janganlah tuan-tuan gentar di dalam hati, janganlah mengingat bahwa ini danitu lebih dulu harus selesai dengan njelimet, dan kalau sudah selesai, baru kita dapat merdeka. Alangkah berlainannnya tuan-tuan punya semangat, - jikalau tuan-tuan demikian -, dengan semangat pemuda-pemuda kita yang 2 milyun banyaknya. Dua milyun pemuda ini menyampaikan seruan pada saya, 2 milyun pemuda ini semua berhasrat Indonesia Merdeka Sekarang!

(Tepuk tangan riuh).

Saudara-saudara, kenapa kita sebagai pemimpin rakyat, yang mengetahui sejarah, menjadi zwaarwichtig, menjadi gentar, pada hal semboyan Indonesia merdeka bukan sekarang saja kita siarkan? Berpuluh-puluh tahun yang lalu, kita telah menyiarkan semboyan Indonesia merdeka, bahkan sejak tahun 1932 dengan nyata-nyata kita mempunyai semboyan "INDONESIA MERDEKA SEKARANG". Bahkan 3 kali sekarang, yaitu Indonesia Merdeka sekarang, sekarang, sekarang!

(Tepuk tangan riuh).

Dan sekarang kita menghadapi kesempatan untuk menyusun Indonesia merdeka, - kok lantas kita zwaarwichtig dan gentar hati!. Saudara -saudara, saya peringatkan sekali lagi, Indonesia Merdeka, political independence, politieke onafhankelijkheid, tidak lain dan tidak bukan ialah satu jembatan! Jangan gentar! Jikalau umpamanya kita pada saat sekarang ini diberikan kesempatan oleh Dai Nippon untuk merdeka, maka dengan mudah Gunseikan diganti dengan orang yang bernama Tjondro Asmoro, atau Soomubutyoo diganti dengan orang yang bernama Abdul Halim. Jikalau umpamanya Butyoo Butyoo diganti dengan orang-orang Indonesia, pada sekarang ini, sebenarnya kita telah mendapat political independence, politieke onafhankelijkheid, - in one night, di dalam satu malam! Saudara-saudara, pemuda-pemuda yang 2 milyun, semuanya bersemboyan: Indonesia merdeka, sekarang! Jikalau umpamanya Balatentera Dai Nippon sekarang menyerahkan urusan negara kepada saudara-saudara, apakah saudara-saudara akan menolak, serta berkata: mangke- rumiyin, tunggu dulu, minta ini dan itu selesai dulu, baru kita berani menerima urusan negara Indonesia merdeka?

(Seruan: Tidak! Tidak)

Saudara-saudara, kalau umpamanya pada saat sekarang ini balatentara Dai Nippon menyerahkan urusan negara kepada kita, maka satu menitpun kita tidak akan menolak, sekarangpun kita menerima urusan itu, sekarangpun kita mulai dengan negara Indonesia yang Merdeka!

(Tepuk tangan menggemparkan)

Saudara-saudara, tadi saya berkata, ada perbedaan antara Soviet-Rusia, Saudi Arabia, Inggris, Amerika dll. tentang isinya: tetapi ada satu yang sama, yaitu, rakyat Saudi Arabia sanggup mempertahankan negaranya. Musyik-musyik di Rusia sanggup mempertahankan negaranya. Rakyat Amerika sanggup mempertahankan negaranya. Inilah yang menjadi minimum-eis. Artinya, kalau ada kecakapan yang lain, tentu lebih baik, tetapi manakala sesuatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan. Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun dengan bambu runcing, saudara-saudara, semua siap-sedia mati, mempertahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap-sedia, masak untuk merdeka.

(Tepuk tangan riuh)

Cobalah pikirkan hal ini dengan memperbandingkannya dengan manusia. Manusia pun demikian, saudara-saudara! Ibaratnya, kemerdekaan saya bandingkan dengan perkawinan. Ada yang berani kawin, lekas berani kawin, ada yang takut kawin. Ada yang berkata: Ah saya belum berani kawin, tunggu dulu gajih F.500. Kalau saya sudah mempunyai rumah gedung, sudah ada permadani, sudah ada lampu listrik, sudah mempunyai tempat tidur yang mentul-mentul, sudah mempunyai sendok-garpu perak satu kaset, sudah mempunyai ini dan itu, bahkan sudah mempunyai kinder-uitzet, barulah saya berani kawin.

Ada orang lain yang berkata: saya sudah berani kawin kalau saya sudah mempunyai meja satu, kursi empat, yaitu "meja-makan", lantas satu zitje, lantas satu tempat tidur.

Ada orang yang lebih berani lagi dari itu, yaitu saudara-saudara Marhaen! Kalau dia sudah mempunyai gubug saja dengan tikar, dengan satu periuk: dia kawin. Marhaen dengan satu tikar, satu gubug: kawin. Sang klerk dengan satu meja, empat kursi, satu zitje, satu tempat-tidur: kawin. Sang Ndoro yang mempunyai rumah gedung, elektrische kookplaat, tempat tidur, uang bertimbun-timbun: kawin. Belum tentu mana yang lebih gelukkig, belum tentu mana yang lebih bahagia, sang Ndoro dengan tempat tidurnya yang mentul-mentul, atau Sarinem dan Samiun yang hanya mempunyai satu tikar dan satu periuk, saudara-saudara!

(Tepuk tangan, dan tertawa)

Saudara-saudara, soalnya adalah demikian: kita ini berani merdeka atau tidak?? Inilah, saudara-saudara sekalian, Paduka tuan ketua yang mulia, ukuran saya yang terlebih dulu saya kemukakan sebelum saya bicarakan hal-hal yang mengenai dasarnya satu negara yang merdeka. Saya mendengar uraian P.T. Soetardjo beberapa hari yang lalu, tatkala menjawab apakah yang dinamakan merdeka, beliau mengatakan: kalau tiap-tiap orang di dalam hatinya telah merdeka, itulah kemerdekaan. Saudara-saudara, jika tiap-tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dulu harus merdeka di dalam hatinya, sebelum kita dapat mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka!

(Tepuk tangan riuh).

Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakakan rakyat kita!! Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia Merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu persatu. Di dalam Soviet-Rusia Merdeka Stalin memerdeka-kan hati bangsa Soviet-Rusia satu persatu.

Saudara-saudara! Sebagai juga salah seorang pembicara berkata: kita bangsa Indonesia tidak sehat badan, banyak penyakit malaria, banyak dysenterie, banyak penyakit hongerudeem, banyak ini banyak itu. "Sehatkan dulu bangsa kita, baru kemudian merdeka".

Saya berkata, kalau inipun harus diselesaikan lebih dulu, 20 tahun lagi kita belum merdeka. Di dalam Indonesia Merdeka itulah kita menyehatkan rakyat kita, walaupun misalnya tidak dengan kinine, tetapi kita kerahkan segenap masyarakat kita untuk menghilangkan penyakit malaria dengan menanam ketepeng kerbau. Di dalam Indonesia Merdeka kita melatih pemuda kita agar supaya menjadi kuat, di dalam Indonesia Merdeka kita menyehatkan rakyat sebaik-baiknya. Inilah maksud saya dengan perkataan "jembatan". Di seberang jembatan, jembatan emas, inilah, baru kita leluasa menyusun masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal dan abadi.

Tuan-tuan sekalian! Kita sekarang menghadapi satu saat yang maha penting. Tidakkah kita mengetahui, sebagaimana telah diutarakan oleh berpuluh-puluh pembicara, bahwa sebenarnya internationalrecht, hukum internasional, menggampangkan pekerjaan kita? Untuk menyusun, mengadakan, mengakui satu negara yang merdeka, tidak diadakan syarat yang neko-neko, yang menjelimet, tidak!. Syaratnya sekedar bumi, rakyat, pemerintah yang teguh! Ini sudah cukup untuk internationalrecht. Cukup, saudara-saudara. Asal ada buminya, ada rakyatnya, ada pemerintahnya, kemudian diakui oleh salah satu negara yang lain, yang merdeka, inilah yang sudah bernama: merdeka. Tidak peduli rakyat dapat baca atau tidak, tidak peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak peduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahnya, - sudahlah ia merdeka.

Janganlah kita gentar, zwaarwichtig, lantas mau menyelesaikan lebih dulu 1001 soal yang bukan-bukan! Sekali lagi saya bertanya: Mau merdeka apa tidak? Mau merdeka atau tidak?

(Jawab hadlirin: Mau!)

Saudara-saudara! Sesudah saya bicarakan tentang hal "merdeka", maka sekarang saya bicarakan tentang hal dasar.

Paduka tuan Ketua yang mulia! Saya mengerti apakah yang paduka tuan Ketua kehendaki! Paduka tuan Ketua minta dasar, minta philosophischegrondslag, atau, jikalau kita boleh memakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka tuan Ketua yang mulia meminta suatu "Weltanschauung", diatas mana kita mendirikan negara Indonesia itu.

Kita melihat dalam dunia ini, bahwa banyak negeri-negeri yang merdeka, dan banyak diantara negeri-negeri yang merdeka itu berdiri di atas suatu "Weltanschauung". Hitler mendirikan Jermania di atas "national-sozialistische Weltanschauung", - filsafat nasional-sosialisme telah menjadi dasar negara Jermania yang didirikan oleh Adolf Hitler itu. Lenin mendirikan negara Soviet diatas satu "Weltanschauung", yaitu Marxistische, Historisch- materialistische Weltanschaung. Nippon mendirikan negara negara dai Nippon di atas satu "Weltanschauung", yaitu yang dinamakan "Tennoo Koodoo Seishin". Diatas "Tennoo Koodoo Seishin" inilah negara dai Nippon didirikan. Saudi Arabia, Ibn Saud, mendirikan negara Arabia di atas satu "Weltanschauung", bahkan diatas satu dasar agama, yaitu Islam. Demikian itulah yang diminta oleh paduka tuan Ketua yang mulia: Apakah "Weltanschauung" kita, jikalau kita hendak mendirikan Indonesia yang merdeka?

Tuan-tuan sekalian, "Weltanschauung" ini sudah lama harus kita bulatkan di dalam hati kita dan di dalam pikiran kita, sebelum Indonesia Merdeka datang. Idealis-idealis di seluruh dunia bekerja mati-matian untuk mengadakan bermacam-macam "Weltanschauung", bekerja mati-matian untuk me"realiteitkan""Weltanschauung" mereka itu. Maka oleh karena itu, sebenarnya tidak benar perkataan anggota yang terhormat Abikusno, bila beliau berkata, bahwa banyak sekali negara-negara merdeka didirikan dengan isi seadanya saja, menurut keadaan, Tidak! Sebab misalnya, walaupun menurut perkataan John Reed: "Soviet-Rusia didirikan didalam 10 hari oleh Lenin c.s.", - John Reed, di dalam kitabnya:"Ten days that shook the world", "sepuluh hari yang menggoncangkan dunia" -, walaupun Lenin mendirikan Soviet-Rusia di dalam 10 hari, tetapi "Weltanschauung"nya, dan di dalam 10 hari itu hanya sekedar direbut kekuasaan, dan ditempatkan negara baru itu diatas "Weltanschauung" yang sudah ada. Dari 1895 "Weltanschauung" itu telah disusun. Bahkan dalam revolutie 1905, Weltanschauung itu "dicobakan", di "generale-repetitie-kan".

Lenin di dalam revolusi tahun 1905 telah mengerjakan apa yang dikatakan oleh beliau sendiri "generale-repetitie" dari pada revolusi tahun 1917. Sudah lama sebelum 1917, "Weltanschaung" itu disedia-sediakan, bahkan diikhtiar-ikhtiarkan. Kemudian, hanya dalam 10 hari, sebagai dikatakan oleh John Reed, hanya dalam 10 hari itulah didirikan negara baru, direbut kekuasaan, ditaruhkan kekuasaan itu di atas "Weltanschauung" yang telah berpuluh-puluh tahun umurnya itu. Tidakkah pula Hitler demikian?

Di dalam tahun 1933 Hitler menaiki singgasana kekuasaan, mendirikan negara Jermania di atas National-sozialistische Weltanschauung. Tetapi kapankah Hitler mulai menyediakan dia punya "Weltanschauung" itu? Bukan di dalam tahun 1933, tetapi di dalam tahun 1921 dan 1922 beliau telah bekerja, kemudian mengikhtiarkan pula, agar supaya Naziisme ini, "Weltanschauung" ini, dapat menjelma dengan dia punya "Munschener Putsch", tetapi gagal. Di dalam 1933 barulah datang saatnya yang beliau dapat merebut kekuasaan, dan negara diletakkan oleh beliau di atas dasar"Weltanschauung" yang telah dipropagandakan berpuluh-puluh tahun itu.

Maka demikian pula, jika kita hendak mendirikan negara Indonesia Merdeka, Paduka tuan ketua, timbullah pertanyaan: Apakah "Weltanschauung" kita, untuk mendirikan negara Indonesia Merdeka diatasnya? Apakah nasional-sosialisme? Apakah historisch-materialisme? Apakah San Min Chu I, sebagai dikatakan doktor Sun Yat Sen?

Di dalam tahun 1912 Sun Yat Sen mendirikan negara Tiongkok merdeka, tetapi "Weltanschauung"nya telah dalam tahun 1885, kalau saya tidak salah, dipikirkan, dirancangkan. Di dalam buku "The three people"s principles" San Min Chu I, - Mintsu, Minchuan, Min Sheng, - nasionalisme, demokrasi, sosialisme,- telah digambarkan oleh doktor Sun Yat Sen Weltanschauung itu, tetapi baru dalam tahun 1912 beliau mendirikan negara baru diatas "Weltanschauung" San Min Chu I itu, yang telah disediakan terdahulu berpuluh-puluh tahun.

Kita hendak mendirikan negara Indonesia merdeka di atas "Weltanschauung" apa? Nasional-sosialisme-kah, Marxisme-kah, San Min Chu I-kah, atau "Weltanschauung' apakah?

Saudara-saudara sekalian, kita telah bersidang tiga hari lamanya, banyak pikiran telah dikemukakan, - macam-macam - , tetapi alangkah benarnya perkataan dr Soekiman, perkataan Ki Bagoes Hadikoesoemo, bahwa kita harus mencari persetujuan, mencari persetujuan faham. Kita bersama-sama mencari persatuan philosophischegrondslag, mencari satu "Weltanschauung" yang kita semua setuju. Saya katakan lagi setuju! Yang saudara Yamin setujui, yang Ki Bagoes setujui, yang Ki Hajar setujui, yang sdr. Sanoesi setujui, yang sdr. Abikoesno setujui, yang sdr. Lim Koen Hian setujui, pendeknya kita semua mencari satu modus. Tuan Yamin, ini bukan compromis, tetapi kita bersama-sama mencari satu hal yang kita ber-sama-sama setujui. Apakah itu? Pertama-tama, saudara-saudara, saya bertanya: Apakah kita hendak mendirikan Indonesia merdeka untuk sesuatu orang, untuk sesuatu golongan?

Mendirikan negara Indonesia merdeka yang namanya saja Indonesia Merdeka, tetapi sebenarnya hanya untuk mengagungkan satu orang, untuk memberi kekuasaan kepada satu golongan yang kaya, untuk memberi kekuasaan pada satu golongan bangsawan?

Apakah maksud kita begitu? Sudah tentu tidak! Baik saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang disini, maupun saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan yang demikian itulah kita punya tujuan. Kita hendak mendirikan suatu negara "semua buat semua". Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, - tetapi "semua buat semua". Inilah salah satu dasar pikiran yang nanti akan saya kupas lagi. Maka, yang selalu mendengung di dalam saya punya jiwa, bukan saja di dalam beberapa hari di dalam sidang Dokurutu Zyunbi Tyoosakai ini, akan tetapi sejak tahun 1918, 25 tahun yang lebih, ialah: Dasar pertama, yang baik dijadikan dasar buat negara Indonesia, ialah dasar kebangsaan.

[[Prinsip pertama]]

Kita mendirikan satu negara kebangsaan Indonesia.

Saya minta saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo dan saudara-saudara Islam lain: maafkanlah saya memakai perkataan "kebangsaan" ini! Sayapun orang Islam. Tetapi saya minta kepada saudara- saudara, janganlah saudara-saudara salah faham jikalau saya katakan bahwa dasar pertama buat Indonesia ialah dasar kebangsaan. Itu bukan berarti satu kebangsaan dalam arti yang sempit, tetapi saya menghendaki satu nasionalestaat, seperti yang saya katakan dalam rapat di Taman Raden Saleh beberapa hari yang lalu. Satu Nationale Staat Indonesia bukan berarti staat yang sempit. Sebagai saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo katakan kemarin, maka tuan adalah orang bangsa Indonesia, bapak tuanpun adalah orang Indonesia, nenek tuanpun bangsa Indonesia, datuk-datuk tuan, nenek-moyang tuanpun bangsa Indonesia. Diatas satu kebangsaan Indonesia, dalam arti yang dimaksudkan oleh saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo itulah, kita dasarkan negara Indonesia.

Satu Nationale Staat! Hal ini perlu diterangkan lebih dahulu, meski saya di dalam rapat besar di Taman Raden Saleh sedikit-sedikit telah menerangkannya. Marilah saya uraikan lebih jelas dengan mengambil tempoh sedikit: Apakah yang dinamakan bangsa? Apakah syaratnya bangsa?

Menurut Renan syarat bangsa ialah "kehendak akan bersatu". Perlu orang-orangnya merasa diri bersatu dan mau bersatu. Ernest Renan menyebut syarat bangsa: "le desir d'etre ensemble", yaitu kehendak akan bersatu. Menurut definisi Ernest Renan, maka yang menjadi bangsa, yaitu satu gerombolan manusia yang mau bersatu, yang merasa dirinya bersatu.

Kalau kita lihat definisi orang lain, yaitu definisi Otto Bauer, di dalam bukunya "Die Nationalitatenfrage", disitu ditanyakan: "Was ist eine Nation?" dan jawabnya ialah: "Eine Nation ist eine aus chiksals-gemeinschaft erwachsene Charaktergemeinschaft". Inilah menurut Otto Bauer satu natie. (Bangsa adalah satu persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib).

Tetapi kemarinpun, tatkala, kalau tidak salah, Prof. Soepomo mensitir Ernest Renan, maka anggota yang terhormat Mr. Yamin berkata: "verouderd", "sudah tua". Memang tuan-tuan sekalian, definisi Ernest Renan sudah "verouderd", sudah tua. Definisi Otto Bauer pun sudah tua. Sebab tatkala Otto Bauer mengadakan definisinya itu, tatkala itu belum timbul satu wetenschap baru, satu ilmu baru, yang dinamakan Geopolitik.

Kemarin, kalau tidak salah, saudara Ki Bagoes Hadikoesoemo, atau Moenandar, mengatakan tentang "Persatuan antara orang dan tempat". Persatuan antara orang dan tempat, tuan-tuan sekalian, persatuan antara manusia dan tempatnya!

Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan! Tidak dapat dipisahkan rakyat dari bumi yang ada di bawah kakinya. Ernest Renan dan Otto Bauer hanya sekedar melihat orangnya. Mereka hanya memikirkan "Gemeinschaft"nya dan perasaan orangnya, "l'ame et desir". Mereka hanya mengingat karakter, tidak mengingat tempat, tidak mengingat bumi, bumi yang didiami manusia itu, Apakah tempat itu? Tempat itu yaitu tanah air. Tanah air itu adalah satu kesatuan. Allah s.w.t membuat peta dunia, menyusun peta dunia. Kalau kita melihat peta dunia, kita dapat menunjukkan dimana"kesatuan-kesatuan" disitu. Seorang anak kecilpun, jukalau ia melihat peta dunia, ia dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan. Pada peta itu dapat ditunjukkan satu kesatuan gerombolan pulau-pulau diantara 2 lautan yang besar, lautan Pacific dan lautan Hindia, dan diantara 2 benua, yaitu benua Asia dan benua Australia. Seorang anak kecil dapat mengatakan, bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Selebes, Halmaheira, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan lain-lain pulau kecil diantaranya, adalah satu kesatuan. Demikian pula tiap-tiap anak kecil dapat melihat pada peta bumi, bahwa pulau-pulau Nippon yang membentang pada pinggir Timur benua Asia sebagai"golfbreker" atau pengadang gelombang lautan Pacific, adalah satu kesatuan.

Anak kecilpun dapat melihat, bahwa tanah India adalah satu kesatuan di Asia Selatan, dibatasi oleh lautan Hindia yang luas dan gunung Himalaya. Seorang anak kecil pula dapat mengatakan, bahwa kepulauan Inggris adalah satu kesatuan. Griekenland atau Yunani dapat ditunjukkan sebagai kesatuan pula, Itu ditaruhkan oleh Allah s.w.t. demikian rupa. Bukan Sparta saja, bukan Athene saja, bukan Macedonia saja, tetapi Sparta plus Athene plus Macedonia plus daerah Yunani yang lain-lain, segenap kepulauan Yunani, adalah satu kesatuan.

Maka manakah yang dinamakan tanah tumpah-darah kita, tanah air kita? Menurut geopolitik, maka Indonesialah tanah air kita. Indonesia yang bulat, bukan Jawa saja, bukan Sumatera saja, atau Borneo saja, atau Selebes saja, atau Ambon saja, atau Maluku saja, tetapi segenap kepulauan uang ditunjuk oleh Allah s.w.t. menjadi suatu kesatuan antara dua benua dan dua samudera, itulah tanah air kita!

Maka jikalau saya ingat perhubungan antara orang dan tempat, antara rakyat dan buminya, maka tidak cukuplah definisi yang dikatakan oeh Ernest Renan dan Otto Bauer itu. Tidak cukup "le desir d'etre ensembles", tidak cukup definisi Otto Bauer "aus schiksalsgemeinschaft erwachsene Charaktergemeinschaft" itu. Maaf saudara-saudara, saya mengambil contoh Minangkabau, diantara bangsa di Indonesia, yang paling ada "desir d'entre ensemble", adalah rakyat Minangkabau, yang banyaknya kira-kira 2,5 milyun.

Rakyat ini merasa dirinya satu keluarga. Tetapi Minangkabau bukan satu kesatuaan, melainkan hanya satu bahagian kecil dari pada satu kesatuan! Penduduk Yogyapun adalah merasa "le desir d"etre ensemble", tetapi Yogyapun hanya satu bahagian kecil dari pada satu kesatuan. Di Jawa Barat rakyat Pasundan sangat merasakan "le desir d'etre ensemble", tetapi Sundapun hanya satu bahagian kecil dari pada satu kesatuan.

Pendek kata, bangsa Indonesia, Natie Indonesia, bukanlah sekedar satu golongan orang yang hidup dengan "le desir d'etre ensemble" diatas daerah kecil seperti Minangkabau, atau Madura, atau Yogya, atau Sunda, atau Bugis, tetapi bangsa Indonesia ialah seluruh manusia-manusia yang, menurut geopolitik yang telah ditentukan oleh s.w.t., tinggal dikesatuannya semua pulau-pulau Indonesia dari ujung Utara Sumatra sampai ke Irian! Seluruhnya!, karena antara manusia 70.000.000 ini sudah ada "le desir d'etre enemble", sudah terjadi "Charaktergemeinschaft"! Natie Indonesia, bangsa Indonesia, ummat Indonesia jumlah orangnya adalah 70.000.000, tetapi 70.000.000 yang telah menjadi satu, satu, sekali lagi satu!

(Tepuk tangan hebat).

Kesinilah kita semua harus menuju: mendirikan satu Nationale staat, diatas kesatuan bumi Indonesia dari Ujung Sumatera sampai ke Irian. Saya yakin tidak ada satu golongan diatara tuan-tuan yang tidak mufakat, baik Islam maupun golongan yang dinamakan "golongan kebangsaan". Kesinilah kita harus menuju semuanya. Saudara-saudara, jangan orang mengira bahwa tiap-tiap negara merdeka adalah satu nationale staat! Bukan Pruisen, bukan Beieren, bukan Sakssen adalah nationale staat, tetapi seluruh Jermanialah satu nationale staat. Bukan bagian kecil-kecil, bukan Venetia, bukan Lombardia, tetapi seluruh Italialah, yaitu seluruh semenanjung di Laut Tengah, yang diutara dibatasi pegunungan Alpen, adalah nationale staat. Bukan Benggala, bukan Punjab, bukan Bihar dan Orissa, tetapi seluruh segi-tiga Indialah nanti harus menjadi nationale staat.

Demikian pula bukan semua negeri-negeri di tanah air kita yang merdeka dijaman dahulu, adalah nationale staat. Kita hanya 2 kali mengalami nationale staat, yaitu di jaman Sri Wijaya dan di zaman Majapahit. Di luar dari itu kita tidak mengalami nationale staat. Saya berkata dengan penuh hormat kepada kita punya raja-raja dahulu, saya berkata dengan beribu-ribu hormat kepada Sultan Agung Hanyokrokoesoemo, bahwa Mataram, meskipun merdeka, bukan nationale staat. Dengan perasaan hormat kepada Prabu Siliwangi di Pajajaran, saya berkata, bahwa kerajaannya bukan nationale staat. Dengan persaan hormat kepada Prabu Sultan Agung Tirtayasa, berkata, bahwa kerajaannya di Banten, meskipun merdeka, bukan satu nationale staat. Dengan perasaan hormat kepada Sultan Hasanoedin di Sulawesi yang telah membentuk kerajaan Bugis, saya berkata, bahwa tanah Bugis yang merdeka itu bukan nationale staat.

Nationale staat hanya Indonesia seluruhnya, yang telah berdiri dijaman Sri Wijaya dan Majapahit dan yang kini pula kita harus dirikan bersama-sama. Karena itu, jikalau tuan-tuan terima baik, marilah kita mengambil sebagai dasar Negara yang pertama: KebangsaanIndonesia. Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatera, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat. Maaf, Tuan Lim Koen Hian, Tuan tidak mau akan kebangsaan? Di dalam pidato Tuan, waktu ditanya sekali lagi oleh Paduka Tuan fuku-Kaityoo, Tuan menjawab: "Saya tidak mau akan kebangsaan".

TUAN LIM KOEN HIAN : Bukan begitu. Ada sambungannya lagi.

TUAN SOEKARNO : Kalau begitu, maaf, dan saya mengucapkan terima kasih, karena tuan Lim Koen Hian pun menyetujui dasar kebangsaan. Saya tahu, banyak juga orang-orang Tionghoa klasik yang tidak mau akan dasar kebangsaan, karena mereka memeluk faham kosmopolitisme, yang mengatakan tidak ada kebangsaan, tidak ada bangsa. Bangsa Tionghoa dahulu banyak yang kena penyakit kosmopolitisme, sehingga mereka berkata bahwa tidak ada bangsa Tionghoa, tidak ada bangsa Nippon, tidak ada bangsa India, tidak ada bangsa Arab, tetapi semuanya "menschheid", "peri kemanusiaan". Tetapi Dr. Sun Yat Sen bangkit, memberi pengajaran kepada rakyat Tionghoa, bahwa a d a kebangsaan Tionghoa! Saya mengaku, pada waktu saya berumur 16 tahun, duduk di bangku sekolah H.B.S. diSurabaya, saya dipengaruhi oleh seorang sosialis yang bernama A. Baars, yang memberi pelajaran kepada saya, - katanya: jangan berfaham kebangsaan, tetapi berfahamlah rasa kemanusiaan sedunia, jangan mempunyai rasa kebangsan sedikitpun. Itu terjadi pada tahun 17. Tetapi pada tahun 1918, alhamdulillah, ada orang lain yang memperingatkan saya, - ialah Dr SunYat Sen! Di dalam tulisannya "San Min Chu I" atau "The Three People's Principles", saya mendapat pelajaran yang membongkar kosmopolitisme yang diajarkan oleh A. Baars itu. Dalam hati saya sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan, oleh pengaruh "The Three People"s Principles" itu.

Maka oleh karena itu, jikalau seluruh bangsa Tionghoa menganggap Dr. Sun Yat Sen sebagai penganjurnya, yakinlah, bahwa Bung Karno juga seorang Indonesia yang dengan perasaan hormat-sehormat-hormatnya merasa berterima kasih kepada Dr. Sun Yat Sen, - sampai masuk kelobang kubur.

(Anggauta-anggauta Tionghoa bertepuk tangan).

[[Prinsip kedua]]

Saudara-saudara. Tetapi ........ tetapi ........... memang prinsip kebangsaan ini ada bahayanya! Bahayanya ialah mungkin orang meruncingkan nasionalisme menjadi chauvinisme, sehingga berfaham "Indonesia uber Alles". Inilah bahayanya! Kita cinta tanah air yang satu, merasa berbangsa yang satu, mempunyai bahasa yang satu. Tetapi Tanah Air kita Indonesia hanya satu bahagian kecil saja dari pada dunia! Ingatlah akan hal ini!

Gandhi berkata: "Saya seorang nasionalis, tetapi kebangsaan saya adalah perikemanusiaan "My nationalism is humanity". Kebangsaan yang kita anjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri, bukan chauvinisme, sebagai dikobar-kobarkan orang di Eropah, yang mengatakan"Deutschland uber Alles", tidak ada yang setinggi Jermania, yang katanya, bangsanya minulyo, berambut jagung dan bermata biru, "bangsa Aria", yang dianggapnya tertinggi diatas dunia, sedang bangsa lain-lain tidak ada harganya. Jangan kita berdiri di atas azas demikian, Tuan-tuan, jangan berkata, bahwa bangsa Indonesialah yang terbagus dan termulya, serta meremehkan bangsa lain. Kita harus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia.

Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia Merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa. Justru inilah prinsip saya yang kedua. Inilah filosofisch principe yang nomor dua, yang saya usulkan kepada Tuan-tuan, yang boleh saya namakan "internasionalime". Tetapi jikalau saya katakan internasionalisme, bukanlah saya bermaksud kosmopolitisme, yang tidak mau adanya kebangsaan, yang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggris, tidak ada Amerika, dan lain-lainnya. Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman-sarinya internasionalisme. Jadi, dua hal ini, saudara-saudara, prinsip 1 dan prinsip 2, yang pertama-tama saya usulkan kepada tuan-tuan sekalian, adalah bergandengan erat satu sama lain.

[[Prinsip ketiga]]

Kemudian, apakah dasar yang ke-3? Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara "semua buat semua", "satu buat semua, semua buat satu". Saya yakin syarat yang mutlak untuk kuatnya negara In-donesia ialah permusyawaratan perwakilan.

Untuk pihak Islam, inilah tempat yang terbaik untuk memelihara agama. Kita, sayapun, adalah orang Islam, -- maaf beribu-ribu maaf, keislaman saya jauh belum sempurna, -- tetapi kalau saudara-saudara membuka saya punya dada, dan melihat saya punya hati, tuan-tuan akan dapati tidak lain tidak bukan hati Islam.

Dan hati Islam Bung karno ini, ingin membela Islam dalam mufakat, dalam permusyawaratan. Dengan cara mufakat, kita perbaiki segala hal, juga keselamatan agama, yaitu dengan jalan pembicaraan atau permusyawaratan di dalam Badan Perwakilan Rakyat.

Apa-apa yang belum memuaskan, kita bicarakan di dalam permusyawaratan. Badan perwakilan, inilah tempat kita untuk mengemukakan tuntutan-tuntutan Islam. Disinilah kita usulkan kepada pemimpin-pemimpin rakyat, apa-apa yang kita rasa perlu bagi perbaikan. Jikalau memang kita rakyat Islam, marilah kita bekerja sehebat-hebatnya, agar-supaya sebagian yang terbesar dari pada kursi-kursi badan perwakilan Rakyat yang kita adakan, diduduki oleh utusan Islam. Jikalau memang rakyat Indonesia rakyat yang bagian besarnya rakyat Islam, dan jikalau memang Islam disini agama yang hidup berkobar-kobar didalam kalangan rakyat, marilah kita pemimpin-pemimpin menggerakkan segenap rakyat itu, agar supaya mengerahkan sebanyak mungkin utusan-utusan Islam ke dalam badan perwakilan ini. Ibaratnya badan perwakilan Rakyat 100 orang anggautanya, marilah kita bekerja, bekerja sekeras-kerasnya, agar supaya 60, 70, 80, 90 utusan yang duduk dalam perwakilan rakyat ini orang Islam, pemuka-pemuka Islam. dengan sendirinya hukum-hukum yang keluar dari badan perwakilan rakyat itu, hukum Islam pula. Malahan saya yakin, jikalau hal yang demikian itu nyata terjadi, barulah boleh dikatakan bahwa agama Islam benar-benar h i d u p di dalam jiwa rakyat, sehingga 60%, 70%, 80%, 90% utusan adalah orang Islam, pemuka-pemuka Islam, ulama-ulama Islam. Maka saya berkata, baru jikalau demikian, baru jikalau demikian, hiduplah Islam Indonesia, dan bukan Islam yang hanya diatas bibirsaja. Kita berkata, 90% dari pada kita beragama Islam, tetapi lihatlah didalam sidang ini berapa % yang memberikan suaranya kepada Islam? Maaf seribu maaf, saya tanya hal itu! Bagi saya hal itu adalah satu bukti, bahwa Islam belum hidup sehidup-hidupnya di dalam kalangan rakyat. Oleh karena itu, saya minta kepada saudara-saudara sekalian, baik yang bukan Islam, maupun terutama yang Islam, setujuilah prinsip nomor 3 ini, yaitu prinsip permusyawaratan, perwakilan. Dalam perwakilan nanti ada perjoangan sehebat-hebatnya. Tidak ada satu staat yang hidup betul-betul hidup, jikalau di dalam badan-perwakilannya tidak seakan-akan bergolak mendidih kawah Candradimuka, kalau tidak ada perjoangan faham di dalamnya. Baik di dalam staat Islam, maupun di dalam staat Kristen, perjoangan selamanya ada. Terimalah prinsip nomor 3, prinsip mufakat, prinsip perwakilan rakyat! Di dalam perwakilan rakyat saudara-saudara islam dan saudara-saudara kristen bekerjalah sehebat- hebatnya. Kalau misalnya orang Kristen ingin bahwa tiap-tiap letter di dalam peraturan-peraturan negara Indonesia harus menurut Injil, bekerjalah mati-matian, agar suapaya sebagian besar dari pada utusan-utusan yang masuk badan perwakilan Indonesia ialah orang kristen, itu adil, - fair play!. Tidak ada satu negara boleh dikatakan negara hidup, kalau tidak ada perjoangan di dalamnya. Jangan kira di Turki tidak ada perjoangan. Jangan kira dalam negara Nippon tidak ada pergeseran pikiran. Allah subhanahuwa Ta'ala memberi pikiran kepada kita, agar supaya dalam pergaulan kita sehari-hari, kita selalu bergosok, seakan-akan menumbuk membersihkan gabah, supaya keluar dari padanya beras, dan beras akan menjadi nasi Indonesia yang sebaik-baiknya. Terimalah saudara-saudara, prinsip nomor 3, yaitu prinsip permusyawaratan

[[Prinsip keempat]]

Priinsip No. 4 sekarang saya usulkan, Saya di dalam 3 hari ini belum mendengarkan prinsip itu, yaitu prinsip kesejahteraan , prinsip: tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia Merdeka. Saya katakan tadi: prinsipnya San Min Chu I ialah Mintsu, Min Chuan, Min Sheng: nationalism, democracy, sosialism. Maka prinsip kita harus: Apakah kita mau Indonesia Merdeka, yang kaum kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyat sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang-pangan kepadanya? Mana yang kita pilih, saudara-saudara? Jangan saudara kira, bahwa kalau Badan Perwakilan Rakyat sudah ada, kita dengan sendirinya sudah mencapai kesejahteraan ini. Kita sudah lihat, di negara-negara Eropah adalah Badan Perwakilan, adalah parlementaire democracy. Tetapi tidakkah diEropah justru kaum kapitalis merajalela?

Di Amerika ada suatu badan perwakilan rakyat, dan tidakkah di Amerika kaum kapitalis merajalela? Tidakkah di seluruh benua Barat kaum kapitalis merajalela? Padahal ada badan perwakilan rakyat! Tak lain tak bukan sebabnya, ialah oleh karena badan- badan perwakilan rakyat yang diadakan disana itu, sekedar menurut resepnya Franche Revolutie. Tak lain tak bukan adalah yang dinamakan democratie disana itu hanyalah politie-kedemocratie saja; semata-mata tidak ada sociale rechtvaardigheid, -- tak ada keadilan sosial, tidak ada ekonomische democratie sama sekali.

Saudara-saudara, saya ingat akan kalimat seorang pemimpin Perancis, Jean Jaures, yang menggambarkan politieke democratie. "Di dalam Parlementaire Democratie, kata Jean Jaures, di dalam Parlementaire Democratie, tiap-tiap orang mempunyai hak sama. Hak politiek yang sama, tiap orang boleh memilih, tiap-tiap orang boleh masuk di dalam parlement. Tetapi adakah Sociale rechtvaardigheid, adakah kenyataan kesejahteraan di kalangan rakyat?" Maka oleh karena itu Jean Jaures berkata lagi: "Wakil kaum buruh yang mempunyai hak politiek itu, di dalam Parlement dapat menjatuhkan minister. Ia seperti Raja! Tetapi di dalam dia punya tempat bekerja, di dalam paberik, - sekarang ia menjatuhkan minister, besok dia dapat dilempar keluar ke jalan raya, dibikin werkloos, tidak dapat makan suatu apa".

Adakah keadaan yang demikian ini yang kita kehendaki?

Saudara-saudara, saya usulkan: Kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hidup, yakni politiek-ecomische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial! Rakyat Indonesia sudah lama bicara tentang hal ini. Apakah yang dimaksud dengan Ratu Adil? Yang dimakksud dengan faham Ratu Adil, ialah sociale rechtvaardigheid. Rakyat ingin sejahtera. Rakyat yang tadinya merasa dirinya kurang makan kurang pakaian, menciptakan dunia-baru yang di dalamnya a d a keadilan di bawah pimpinan Ratu Adil. Maka oleh karena itu, jikalau kita memang betul-betul mengerti, mengingat mencinta rakyat Indonesia, marilah kita terima prinsip hal sociale rechtvaardigheid ini, yaitu bukan saja persamaan politiek, saudara-saudara, tetapi pun di atas lapangan ekonomi kita harus mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama yang sebaik-baiknya.

Saudara-saudara, badan permusyawaratan yang kita akan buat, hendaknya bukan badan permusyawaratan politieke democratie saja, tetapi badan yang bersama dengan ma-syarakat dapat mewujudkan dua prinsip: politieke rechtvaardigheid dan sociale rechtvaardigheid.

Kita akan bicarakan hal-hal ini bersama-sama, saudara-saudara, di dalam badan permusyawaratan. Saya ulangi lagi, segala hal akan kita selesaikan, segala hal! Juga di dalam urusan kepada negara, saya terus terang, saya tidak akan memilih monarchie. Apa sebab? Oleh karena monarchie "vooronderstelt erfelijkheid", - turun-temurun. Saya seorang Islam, saya demokrat karena saya orang Islam, saya meng-hendaki mufakat, maka saya minta supaya tiap-tiap kepala negara pun dipilih. Tidakkah agama Islam mengatakan bahwa kepala-kepala negara, baik kalif, maupun Amirul mu'minin, harus dipilih oleh Rakyat? Tiap-tiap kali kita mengadakan kepala negara, kita pilih. Jikalau pada suatu hari Ki Bagus Hadikoesoemo misalnya, menjadi kepala negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, jangan anaknya Ki Hadikoesoemo dengan sendirinya, dengan automatis menjadi pengganti Ki Hadikoesoemo. Maka oleh karena itu saya tidak mufakat kepada prinsip monarchie itu.

[[Prinsip kelima]]

Saudara-saudara, apakah prinsip ke-5?

Saya telah mengemukakan 4 prinsip:

  1. Kebangsaan Indonesia.
  2. Internasionalisme, - atau peri-kemanusiaan.
  3. Mufakat, - atau demukrasi.
  4. Kesejahteraan sosial.

Prinsip yang kelima hendaknya: Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad s.a.w., orang Buddha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada "egoisme-agama". Dan hendaknya Negara Indonesia satu Negara yang bertuhan!

Marilah kita amalkan, jalankan agama, baik Islam, maupun Kristen, dengan cara yang berkeadaban. Apakah cara yang berkeadaban itu? Ialah hormat-menghormati satu sama lain.

(Tepuk tangan sebagian hadlirin).

Nabi Muhammad s.a.w. telah memberi bukti yang cukup tentang verdraagzaamheid, tentang menghormati agama-agama lain. Nabi Isa pun telah menunjukkan verdraagzaamheid. Marilah kita di dalam Indonesia Merdeka yang kita susun ini, sesuai dengan itu, menyatakan: bahwa prinsip kelima dari pada Negara kita, ialah Ketuhanan yang berkebudayaan, Ketuanan yang berbudi pekerti yang luhur, Ketuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain. Hatiku akan berpesta raya, jikalau saudara-saudara menyetujui bahwa Negara Indonesia Merdeka berazaskan Ketuhanan Yang Maha Esa!

Disinilah, dalam pangkuan azas yang kelima inilah, saudara- saudara, segenap agama yang ada di Indonesia sekarang ini, akan mendapat tempat yang sebaik-baiknya. Dan Negara kita akan bertuhan pula!

Ingatlah, prinsip ketiga, permufakatan, perwakilan, disitulah tempatnya kita mempropagandakan idee kita masing-masing dengan cara yang berkebudayaan!

[[Pancasila]]

Saudara-saudara! "Dasar-dasar Negara" telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan. Kita mempunyai Panca Inderia. Apa lagi yang lima bilangannya?

(Seorang yang hadir: Pendawa lima).

Pendawapun lima oranya. Sekarang banyaknya prinsip; kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan, lima pula bilangannya.

Namanya bukan Panca Dharma, tetapi - saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah Panca Sila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.

(Tepuktangan riuh).

Atau, barangkali ada saudara-saudara yang tidak suka akan bilangan lima itu?

Saya boleh peras, sehingga tinggal 3 saja. Saudara-saudara tanya kepada saya, apakah "perasan" yang tiga itu? Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan dia, ialah dasar-dasarnya Indonesia Merdeka, Weltanschauung kita. Dua dasar yang pertama, kebangsaan dan internasionalisme, kebangsaan dan peri-kemanusiaan, saya peras menjadi satu: itulah yang dahulu saya namakan socio-nationalisme.

Dan demokrasi yang bukan demokrasi barat, tetapi politiek- economische demokratie, yaitu politieke demokrasi dengan sociale rechtvaardigheid, demokrasi dengan kesejahteraan, saya peraskan pula menjadi satu: Inilah yang dulu saya namakan socio-democratie. Tinggal lagi ketuhanan yang menghormati satu sama lain. Jadi yang asalnya lima itu telah menjadi tiga: socio-nationalisme, socio-demokratie, dan ketuhanan. Kalau Tuan senang kepada simbolik tiga, ambillah yang tiga ini.

Tetapi barangkali tidak semua Tuan-tuan senang kepada trisila ini, dan minta satu, satu dasar saja? Baiklah, saya jadikan satu, saya kumpulkan lagi menjadi satu. Apakah yang satu itu?

[[Gotong royong]]

Sebagai tadi telah saya katakan: kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus men-dukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Van Eck buat indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, - semua buat semua ! Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan "gotong-royong". Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong royong! Alangkah hebatnya! Negara Gotong Royong!

(Tepuk tangan riuh rendah).

"Gotong Royong" adalah faham yang dinamis, lebih dinamis dari "kekeluargaan", saudara-saudara! Kekeluargaan adalah satu faham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota yang terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe. Marilah kita menyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini, bersama-sama ! Gotong-royong adalah pembantingan-tulang bersama, pemerasan-keringat bersama, perjoangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah Gotong Royong!

(Tepuktangan riuh rendah).

Prinsip Gotong Royong diatara yang kaya dan yang tidak kaya, antara yang Islam dan yang Kristen, antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa Indonesia. Inilah, saudara-saudara, yang saya usulkan kepada saudara-saudara.

Pancasila menjadi Trisila, Trisila menjadi Eka Sila. Tetapi terserah kepada tuan-tuan, mana yang Tuan-tuan pilih: trisila, ekasila ataukah pancasila? Is i n y a telah saya katakan kepada saudara-saudara semuanya. Prinsip-prinsip seperti yang saya usulkan kepada saudara-saudara ini, adalah prinsip untuk Indonesia Merdeka yang abadi. Puluhan tahun dadaku telah menggelora dengan prinsip-prinsip itu. Tetapi jangan lupa, kita hidup didalam masa peperangan, saudara- saudara. Di dalam masa peperangan itulah kita mendirikan negara Indonesia, - di dalam gunturnya peperangan! Bahkan saya mengucap syukur alhamdulillah kepada Allah Subhanahu wata'ala, bahwa kita mendirikan negara Indonesia bukan di dalam sinarnya bulan purnama, tetapi di bawah palu godam peperangan dan di dalam api peperangan. Timbullah Indonesia Merdeka, Indonesia yang gemblengan, Indonesia Merdeka yang digembleng dalam api peperangan, dan Indonesia Merdeka yang demikian itu adalah negara Indonesia yang kuat, bukan negara Indonesia yang lambat laun menjadi bubur. Karena itulah saya mengucap syukur kepada Allah s.w.t.

Berhubung dengan itu, sebagai yang diusulkan oleh beberapa pembicara-pembicara tadi, barangkali perlu diadakan noodmaatregel, peraturan bersifat sementara. Tetapi dasarnya, isinya Indonesia Merdeka yang kekal abadi menurut pendapat saya, haruslah Panca Sila. Sebagai dikatakan tadi, saudara-saudara, itulah harus Weltanschauung kita. Entah saudara- saudara mufakatinya atau tidak, tetapi saya berjoang sejak tahun 1918 sampai 1945 sekarang ini untuk Weltanschauung itu. Untuk membentuk nasionalistis Indonesia, untuk kebangsaan Indonesia; untuk kebangsaan Indonesia yang hidup di dalam peri-kemanusiaan; untuk permufakatan; untuk sociale rechtvaardigheid; untuk ke-Tuhananan. Panca Sila, itulah yang berkobar-kobar di dalam dada saya sejak berpuluh-puluh tahun. Tetapi, saudara-saudara, diterima atau tidak, terserah saudara-saudara. Tetapi saya sendiri mengerti seinsyaf- insyafnya, bahwa tidak satu Weltaschauung dapat menjelma dengan sendirinya, menjadi realiteit dengan sendirinya. Tidak ada satu Weltanschauung dapat menjadi kenyataan, menjadi realiteit, jika tidak dengan perjoangan!

Janganpun Weltanschauung yang diadakan oleh manusia, jangan pun yang diadakan Hitler, oleh Stalin, oleh Lenin, oleh Sun Yat Sen! "De Mensch", -- manusia! --, harus perjoangkan itu. Zonder perjoangan itu tidaklah ia akan menjadi realiteit! Leninisme tidak bisa menjadi realiteit zonder perjoangan seluruh rakyat Rusia, San Min Chu I tidak dapat menjadi kenyataan zonder perjoangan bangsa Tionghoa, saudara-saudara! Tidak! Bahkan saya berkata lebih lagi dari itu: zonder perjoangan manusia, tidak ada satu hal agama, tidak ada satu cita-cita agama, yang dapat menjadi realiteit. Janganpun buatan manusia, sedangkan perintah Tuhan yang tertulis di dalam kitab Qur'an, zwart op wit (tertulis di atas kertas), tidak dapat menjelma menjadi realiteit zonder perjoangan manusia yang dinamakan ummat Islam. Begitu pula perkataan-perkataan yang tertulis didalam kitab Injil, cita-cita yang termasuk di dalamnya tidak dapat menjelma zonder perjoangan ummat Kristen.

Maka dari itu, jikalau bangsa Indonesia ingin supaya Panca Sila yang saya usulkan itu, menjadi satu realiteit, yakni jikalau kita ingin hidup menjadi satu bangsa, satu nationali- teit yang merdeka, ingin hidup sebagai anggota dunia yang merdeka, yang penuh dengan perikemanusiaan, ingin hidup diatas dasar permusyawaratan, ingin hidup sempurna dengan sociale rechtvaardigheid, ingin hidup dengan sejahtera dan aman, dengan ke-Tuhanan yang luas dan sempurna, --janganlah lupa akan syarat untuk menyeleng-garakannya, ialah perjoangan, perjoangan, dan sekali lagi pejoangan. Jangan mengira bahwa dengan berdirinya negara Indonesia Merdeka itu perjoangan kita telah berakhir. Tidak! Bahkan saya berkata: Di-dalam Indonesia Merdeka itu perjoangan kita harus berjalan t e r u s, hanya lain sifatnya dengan perjoangan sekarang, lain coraknya. Nanti kita, bersama-sama, sebagai bangsa yang bersatu padu, berjoang terus menyelenggarakan apa yang kita cita-citakan di dalam Panca Sila. Dan terutama di dalam zaman peperangan ini, yakinlah, insyaflah, tanamkanlah dalam kalbu saudara-saudara, bawa Indonesia Merdeka tidak dapat datang jika bangsa Indonesia tidak mengambil risiko, -- tidak berani terjun menyelami mutiara di dalam samudera yang sedalam-dalamnya.

Jikalau bangsa Indonesia tidak bersatu dan tidak menekad-mati-matian untuk mencapai merdeka, tidaklah kemerdekaan Indonesia itu akan menjadi milik bangsa Indonesia buat selama-lamanya, sampai keakhir jaman! Kemerdekaan hanya- lah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa, yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad "Merdeka, -- merdeka atau mati"!

(Tepuk tangan riuh)

Saudara-sauadara! Demikianlah saya punya jawab atas pertanyaan Paduka Tuan Ketua. Saya minta maaf, bahwa pidato saya ini menjadi panjang lebar, dan sudah meminta tempo yang sedikit lama, dan saya juga minta maaf, karena saya telah mengadakan kritik terhadap catatan Zimukyokutyoo yang saya anggap"verschrikkelijk zwaarwichtig" itu. Terima kasih!

linkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...