Selasa, April 10, 2007

Festival Sinema Perancis ke-12, 2007

Pecinta film di Indonesia kembali bakal dipuaskan. Pasalnya, Festival Sinema Perancis (FSP) kembali digelar mulai 13 April hingga 22 Mei 2007. Enam kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Denpasar, Lampung, dan Balikpapan dipilih untuk menggelar 35 film Perancis. Di Jakarta, festival akan berlangsung di beberapa tempat, yakni Djakarta Theatre XXI, Cilandak 21, dan Blitz Megaplex Grand Indonesia.

Atase Kerja sama Audio Visual Kedubes Perancis Pierre Devoluy mengatakan, pelaksanaan FSP tahun ini dimajukan dari bulan Juni menjadi April. “Kami mengikuti Festival Film Cannes yang juga dimajukan, sehingga kalau digelarnya setelah Festival Cannes, sulit untuk mendapatkan kopi film-nya,” ungkap Devoluy dalam konferensi pers yang digelar Rabu (4/4) di Jakarta.

Rencananya, FSP ke-12 akan dibuka oleh Duta Besar Perancis dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata pada 13 April di Djakarta Theatre XXI. Sebagai film pembuka adalah film komedi berjudul Hors de prix, yang disutradarai Pierre Salvadori dan dibintangi Audrey Taotou, Gad Elmaleh, dan Marie-Christine Adam.

Lebih Beragam

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, FSP ke-12 ini menghadirkan film yang lebih beragam, sehingga pantas disebut sebagai potret masyarakat Perancis dari berbagai angle . Berbagai genre film dihadirkan. Mulai dari drama, komedi, horror, animasi, thriller, kisah perang, maupun kisah percintaan.

“Festival kali ini memiliki karakter yang kuat dari keberagaman film yang diputarnya. Kami juga memutar film animasi karya sineas Perancis dan mendatangkan sineas Perancis untuk menggelar workshop bekerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta,” tambah Konselor Kerja sama dan Kebudayaan Kedubes Perancis Gilles Garachon.

Total, ada 35 film berbahasa Perancis yang akan diputar yang diproduksi 2005-2007. “Bahkan ada film yang baru diluncurkan tiga bulan yang lalu di Perancis,” lanjut Garachon. Beberapa film yang diputar tersebut ada yang memenangkan festival film atau masuk nominasi.

Seperti biasa, FSP akan memilih 10 film yang akan dikompetisikan. Sepuluh film itu adalah A Perfect Day (drama), Quand j’etais chanteur (drama), La trahison (drama), Coeur (drama), Jean-philippe (komedi), 13 tzameti (thriller), Je m’apple Elizabeth (drama-komedi), Azur et asmar (animasi), Moliere (komedi), dan Meurtriere ( drama).

Tahun ini, yang diberi kesempatan untuk menjadi juri kompetisi film tersebut adalah Ria Irawan, Lukman Sardi, Ben Joshua, sutradara Teddy Soeriaatmadja, Olga Lydia, dan Ardina Rasti. Mereka akan menentukan siapakah yang memenangkan kategori film terbaik, actor dan aktris terbaik, sutradara terbaik, dan skenario terbaik pada malam penutupan tanggal 22 April di Blizt Megaplex Grand Indonesia.

“Sebuah kehormatan bagi syaa untuk duduk sebagai dewan juri. Buat saya, film Eropa seperti Perancis memiliki cara bertutur, rasa, dan budaya yang berbeda sehingga memperkaya pengetahuan kita. Mudah-mudahan festival ini bisa menjadi semangat untuk memajukan perfilman Indonesia,” ujar Olga Lidya.

Mendukung Olga, sutradara Teddy Soeriaatmadja mengaku sudah menikmati film-film Perancis sejak dulu. “Bahkan banyak karya-karya saya yang ter- influence dari film-film Perancis,” aku Teddy .

Tidak ada komentar:

linkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...