Rabu, Mei 23, 2007

Ekskul Pecinta Alam

Kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) di sekolah merupakan salah satu tempat dimana para siswa yang menjadi anggotanya dapat mengisi waktu luang mereka. Setelah kepenatan selama enam hari berturut turut belajar diruang kelas, ekskul-ekskul yang umumnya beraktifitas di akhir pekan tersebut menjadi suatu wadah positif yang dapat menyegarkan para siswa. Mengikuti ekskul atau tidak, adalah sebuah pilihan pribadi dari siswa, termasuk juga ekskul apa yang akan dikuti dari sekian ekskul yang ada di sekolah.

Salah satu ekskul yang mungkin ada di sekolah adalah Pecinta Alam. Anggotanya secara bersama sama mempelajari berbagai materi tentang “Alam” dan melatih fisik mereka untuk penunjang dari kegiatan yang dilakukan di “Alam Bebas” sebagai pengenalan secara langsung terhadap “Kekayaan Alam”. Namun demikian tidak banyak sekolah yang bersikap mendukung keberadaan ekskul Pecinta Alam. Isu pembubaran ekskul Pecinta Alam oleh pihak sekolah kerap terjadi, sebagian ekskul Pecinta Alam “sukses” dibubarkan, sebagain berjalan dengan dukungan “setengah hati”, ada pula yang beraktifitas “underground” menghindari pihak sekolah yang dapat mematikan kreatifitas mereka.

Di SMAN 109 Jakarta pembubaran EKAPASERS, ekskul Pecinta Alam yang dibentuk pada tanggal 5 Agustus 1991, adalah isu yang tidak pernah hilang dari telinga para anggotanya. Sejak ekskul tersebut dibentuk, isu yang mejadi “hal biasa” tersebut tetap saja menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya EKAPASERS dari SMAN 109 Jakarta. Hingga kini EKAPASERS masih terlihat beraktifitas di lingkungan sekolah, keberadaannya hanya mendapat dukungan setengah hati. Semangat berkreatifitas EKAPASERS seperti terbelenggu, begitu minim bimbingan yang diperoleh siswa yang gemar berpetualang tersebut, tidak sebanding dengan acaman pembubaran yang kerap terdengar. Apalagi ketika salah satu anggotanya melakukan kesalahan di sekolah, meskipun kesalahan tersebut bersifat pribadi yang semestimya tidak ada kaitannya dengan EKAPASERS.

Berbagai prestasi telah diberikan dari organisasi yang telah berusia 16 tahun ini, baik di tingkat daerah/propvinsi maupun tingkat nasional. Dikalangan organisasi Pecinta Alam Indonesia, nama EKAPASERS mungkin lebih dikenali dari nama SMAN 109 Jakarta itu sendiri, namun demikian setiap kegiatan yang dilakukan di luar sekolah EKAPASERS tidak melepas nama SMAN 109 Jakarta yang mereka akui sebagai “orang tua” mereka.

Sekolah sebagai institusi pendidikan, semestinya memberikan dukungan dan bimbingan, bukan mematikan kreatifitas siswa mereka yang merupakan asset terbesar mereka, yang juga asset nyata bangsa “Indonesia”.

Muhammad Soleh
EP/055/TS
Alumni (1997) SMAN 109 Jakarta

Tidak ada komentar:

linkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...