Minggu, Mei 20, 2007

Pilih Perguruan Tinggi Yang Pas!

Pilih perguruan tinggi negeri (PTN) atau perguruan tinggi swasta (PTS)? Sampai sekarang ternyata masih ada dua kutub: kebanyakan anak-anak SMA negeri ternyata tetap punya prioritas untuk masuk PTN. Anak SMA swasta? Mereka ternyata punya beberapa alternatif.

Sekarang, beragam universitas tersedia. Mulai PTN, PTS, atau PTS yang menggunakan bahasa Inggris sekalipun sebagai bahasa pengantarnya. Ada juga PT yang punya dual-degree, gelar dobel hasil kerja sama dengan universitas luar negeri.

Sebagian PTN juga ada lho jurusan-jurusan berkategori internasional. Tentu saja syarat masuk dan biayanya berbeda.

Sebagian masih berpendapat seperti calon mahasiswa tahun 1980-an, yakni terasa gengsi kalau bisa diterima di PTN lewat SPMB. Namun, inti semuanya, cari informasi sebanyak-banyaknya.

Berikut tip-tip memilih perguruan tinggi yang diberikan Supriyanto (Manajer Pemasaran dan Humas Primagama Pusat di Yogyakarta) dalam Kompas 18 Mei 2007 "Salah Jurusan Bisa Terjerumus".

  1. Tak ada cara lain, untuk menghindari kebingungan, harus cari informasi sebanyak mungkin. Informasi merupakan salah satu alat penentu kemenangan karena tidak ada yang lebih membahagiakan selain kuliah di tempat yang tepat. Nah, jangan menjatuhkan pilihan sebelum loe tahu mendapat informasi banyak soal PT dan jurusan yang loe pilih. Salah jurusan, bisa terjerumus selamanya.
  2. Tersedia berbagai pilihan PT, yaitu akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Kenali karakter jenis PT itu sebaik mungkin.
  3. Sebelum memutuskan ambil jurusan, pahami dengan baik jurusan apa yang cocok. Tentu jurusan yang diambil harus selaras dengan minat dan bakat. Jangan memilih jurusan hanya karena gengsi karena itu akan memengaruhi rencana hidup kita di masa depan. Contoh, jika ingin bekerja di industri tekstil, lebih baik ambil teknik kimia, bukan kimia murni.
  4. Jangan semata menuruti keinginan orangtua atau orang lain, tetapi harus berdasarkan minat dan bakat yang kita punyai. Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari. Bagi yang bakat seni musik, misalnya, jangan maksa kuliah di ekonomi hanya karena orangtua menginginkannya. Sejumlah survei menunjukkan, kegagalan mahasiswa dalam menyelesaikan studi disebabkan jurusan yang diambil tidak berdasarkan minat dan bakat. Ada baiknya bertanya kepada guru Bimbingan dan Konseling di sekolah atau pergi ke lembaga psikologi.
  5. Pilihlah PT yang bisa mengakomodasi minat dan bakat. Jangan memilih universitas hanya karena nama universitas tersebut besar tetapi program studi yang ditawarkan tidak bagus atau tidak sesuai minat. Seharusnya memilih PT karena menawarkan program studi yang diinginkan, bukan karena PT tersebut punya nama besar.
  6. Pada akhirnya, keputusan untuk kuliah serta memilih jurusan kembali bergantung pada kita sendiri, bukan kepada orang lain, siapa pun orang lain itu. Kita sendirilah yang tahu apa minat dan bakat yang terpendam dalam diri, "be yourself". Namun ingat, nantinya bukan sekadar menjadi sarjana apalagi sarjana muda, seperti dalam lagu Iwan Fals yang kelelahan mencari kerja. Tetapi mampu menjadi sarjana yang andal, mempunyai cukup ilmu dan keahlian, sehingga tidak menambah daftar penganggur intelektual yang sudah terlalu banyak di negeri ini. Syukur-syukur justru bisa menciptakan lapangan kerja.
sumber : Kompas 18 Mei 2007 "Salah Jurusan Bisa Terjerumus"

Tidak ada komentar:

linkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...