
Suatu hari gw dapet tugas dari Bos gw untuk menghadiri rapat yang diselenggarakan di Cordova Tower, Ancol. Kebetulan hari hujan, namun gw harus berangkat karena waktunya memang gak bisa ditawarlagi. So.. gw pilih lah naik kendaraan umum, "Busway" karena gw pikir bakal murah, cepat dan setahu gw ada haltenya di Ancol (Karena ada jurusan Kp. Melayu - Ancol), dari sana baru naik taksi.

Mungkin ini perlu menjadi perhatian Pemda DKI dan Pengelola Busway, bahwa konsep transportasi umum mestinya "tidak ada jaringan yang terputus", keaman dan kenyamanan juga harus menjadi faktor utama. Gw (orang) terpaksa berjalan pada lajur Busway bukan karena keinginan.
Gak semua orang yang ke Ancol berarti ingin masuk "Ancol Jakarta Bay City", untuk itu mohon diperhatikan ke-ter-integrasi-an halte Busway Ancol (dan halte Busway lainnya) dengan sistim transportasi yang ada disekitarnya, termasuk juga fasilitas pejalan kakinya.