Senin, Februari 12, 2007

Anak-anak dan Internet: DILARANG ATAU DIPERCAYAI?

Salah satu kehawatiran terbesar yang dirasakan para orangtua terhadap anakanaknya yang bermain Internet adalah adanya informasi yang bersifat pornografi. Informasi tersebut bisa berupa gambar, animasi, video klip, cerita maupun iklan-iklan. Kehawatiran ini memang wajar mengingat banyaknya situs dewasa yang secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan mempromosikan situsnya. Promosi tersebut kadangkadang bahkan lewat banner pada situs-situs umum, semacam situs layanan e-mail gratis, atau attachment pada e-mail.

Menyikapi kekawatiran semacam ini, timbul pertanyaan bagi kita semua, perlukah anak-anak dilarang bermain Internet sampai pada umur tertentu? Kalau di rumah sudah dilarang, bagaimana kalau mereka pergi ke warung Internet? Jawaban untuk pertanyaan ini tergantung pada kondisi masing-masing keluarga. Pada prinsipnya, orangtua memang harus mengawasi anak-anak dari pornografi, tetapi bagaimana cara yang tepat agar anak-anak mengerti maksud baik orang tua sehingga mereka dapat menjaga dirinya sendiri.

JENIS-JENIS INFORMASI BERBAHAYA

Secara umum informasi yang bisa mengganggu anakanak adalah informasi yang mempengaruhi emosi dan alam pikiran mereka. Jenis informasi Internet yang seharusnya tidak diakses anak-anak, bahkan juga untuk orang dewasa, sebenarnya bukan hanya pornografi.

Beberapa tahun yang lalu pernah tersiar kabar bahwa di Internet beredar formula dan tata cara pembuatan bom. Kalau isi Internet semacam ini sampai terbaca oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, maka betapa ngerinya akibat yang ditimbulkan.

Hal lain yang juga bisa berpengaruh buruk adalah chating. Pada dasarnya chatting adalah wajar, hanya kadangkadang pembicaraannya menjurus pada hal-hal yang vulgar, kasar dan juga porno. Bahaya jenis ini justru paling sulit dideteksi karena munculnya bisa spontan, tanpa tanda-tanda tertentu dan bisa muncul pada situs chatting mana saja.

Bagi kita di Indonesia, informasi yang juga perlu diwaspadai adalah e-mail atau mailing-list yang berisi hasutan dan provokasi politik dari kelompok-kelompok tertentu. Isi dari e-mail tersebut banyak yang direkayasa, dikarang atau dibumbui dengan komentar-komentar yang bisa menimbulkan gejolak sosial.

JENIS-JENIS PROTEKSI

Proteksi terhadap isi (content) Internet sebenarnya bisa dilakukan, asalkan ciri-ciri dari isi maupun nama suatu situs diketahui. Proteksi semacam ini bekerja seperti filter atau penyaring terhadap informasi tertentu. Program untuk maksud ini sudah banyak beredar, misalnya Net Nanny, Cyber Patrol dan lain-lain. Program-program tersebut bekerja dengan cara mengumpulkan alamat-alamat situs tertentu dan kemudian memblokirnya apabila akan dikunjungi oleh komputer yang dipasangi program tersebut.

Cara kerja program semacam ini mirip dengan program anti virus, yang akan mendeteksi keberadaan suatu virus. Keampuhan program proteksi tersebut tergantung banyaknya alamat situs yang sudah dimilikinya, atau yang ditambahkan oleh pengguna. Pemakai yang ingin menggunakan program tersebut harus berlangganan sekitar 50 US$ pertahun, untuk selalu memperbaharui data alamat situs yang ada. Seperti halnya program virus, situs-situs dewasa kabarnya juga semakin berkembang dari hari ke hari.

PROTEKSI DARI DALAM

Dengan melihat begitu rumitnya menyaring jenis informasi dari Internet, mungkin banyak orang yang putus asa. Mereka mungkin berpendapat lebih baik melarang sepenuhnya anak-anak bermain Internet daripada terpengaruh oleh informasiinformasi yang tidak baik.

Namun, kalau dipikir secara positif, sebenarnya masih ada harapan bagi kita yang percaya bahwa pada dasarnya anak-anak memiliki daya proteksi pribadi. Yang dimaksud dengan “daya proteksi pribadi” ini adalah kondisi spiritual dan kepribadian mereka. Kalau dihitung-hitung, anak-anak Indonesia sudah mendapat gemblengan keagamaan sejak dari lahir, TK, SD, SLTP, SMU bahkan sampai di perguruan tinggi. Kalau kita mempercayai bahwa sarana keagamaan itu cukup untuk memperkuat spiritual dan kepribadian mereka, mengapa harus cemas secara berlebihan.

Di dalam keluarga pun, anak-anak dapat dibiasakan dengan menghormati aturan, moral, kewajiban, dan etika bermasyarakat. Kalau anak sudah terbiasa dengan hal tersebut, pada umumnya mereka akan mampu menjaga diri dari tindakan-tindakan negatif, termasuk mengakses situs-situs yang tidak baik.

Proteksi tidak langsung yang cukup efektif adalah kontrol dari anggota keluarga. Apabila suatu keluarga memasang jaringan Internet di rumah, penempatan computer di ruang terbuka dapat dipakai sebagai sarana kontrol oleh anggota keluarga yang lain. Kalau ada anggota keluarga yang ingin mengakses situs tertentu, pasti akan pikir-pikir kalau sampai diketahui oleh anggota keluarga yang lain.

Sebaik apapun program proteksi yang ada, akan dapat ditembus. Proteksi dari diri sendiri akan jauh lebih kuat dalam menghindari informasiinformasi dari Internet yang tidak baik. Mudah-mudahan anak kita termasuk anak-anak yang dapat dipercaya dalam melindungi dirinya sendiri dari pengaruh buruk Internet. ***

Staf Pengajar Program Studi
Teknik Informatika
Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta


referensi : PCplus • No.04/I/7 November 2000

Tidak ada komentar:

linkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...